Senin, 25 Februari 2013

Perawan Yayan

Saat ini aku sedang kuliah semester dua di salah satu universitas swasta di selatan Jakarta. Ini kisah beberapa bulan lalu, sekaligus cerita pengalaman pertamaku melakukan hubungan seks. Hari pertama kuliah memang membosankan karena belum kenal teman-teman. Tetapi, dengan jarak satu baris, ada mahasiswi duduk tiba-tiba, dia terlambat sekitar 10 menit. Kemudian agak kulirik hati-hati bagaimana rupanya. Memang sih tidak terlalu cantik tetapi manis. Ditambah kulit coklatnya, rambutnya agak ikal, panjangnya setengah leher, belah tengah. Sejenak otak terpenuhi pikiran-pikiran kotor. Bajunya abu-abu dengan lengan biru dan agak ketat, jadi buah dadanya terlihat mancung. Perkiraanku sekitar 34A ukurannya.

Sekitar seminggu berlalu, tetapi aku belum juga kenal dengan cewek itu. Seminggu kemudian, saat aku sedang ngobrol dengan beberapa temanku (yang kenal dengan cewek itu), tiba-tiba dia menghampiri kumpulanku dan teman-temanku. Ngobrol, ngobrol, ngobrol, akhirnya dia duluan yang bertanya untuk berkenalan.
"Eh, elo namanya siapa..?" katanya.
Dalam hatiku, "Agresif nih kayaknya.. bodo ah, tancap aja..!"
Lalu kubilang, "Eldi."
Dia juga ngejawab, "Diya Hartiyan, panggil aja Yayan."
Akhirnya kami berkenalan juga.

Setelah aku merasa akrab dengannya, pikiranku mulai kembali pada pikiran-pikiran kotorku lagi. Bahkan lebih parah, ingin bersetubuh dengan Yayan. Setiap kali kulihat dada seksinya, batang kejantananku mulai tegang. Malah, kadang-kadang kalau sedang duduk di belakangnya, Yayan seringkali membangkitkan nafsuku dengan melepas ikat rambutnya dan menaikkan rambutnya hingga lehernya terlihat. Juga bibirnya yang sexy, yang mungkin terlalu enak untuk dicium dan dikulum. Nafsuku yang sudah meledak suka ingin membuatku melepaskan celana dan onani di depan wajahnya. Aku juga ingin memiliki fotonya buat bahan onani di kamar atau di kamar mandi. Tetapi berhubung nafsuku sudah kelewat batas, aku sering onani dengan bahan hanya menggunakan daya khayalku saja.

Yang membuatku bertambah nafsu, Yayan gampang sekali dirangkul atau dipeluk cowok. Kupakai kesempatan ini dengan memeluk bagian pinggangnya, apalagi Yayan malah menanggapinya dan membalasnya. Kemudian, pada saat ujian negara semester 1, wanita diharuskan memakai rok panjang semata kaki. Begitu kulihat Yayan, wuaih.. anggun sekali! Apalagi dengan tambahan belahan roknya yang hampir sedengkul. Ketika kebetulan dia duduk, kulihat pahanya yang ternyata tidak sehitam kulit bagian lainnya, melainkan lebih coklat muda, hampir putih. Batang kejantananku kembali terangsang. Sesampainya di rumah, aku melakukan onani lagi.

Lalu, inilah saat-saat yang mengejutkan. Setelah midtest semester dua, salah seorang temanku ingin main ke rumahku yang juga mengajak beberapa teman-teman lainnya. Kebetulan orangtuaku sedang tidak ada di rumah. Bagian yang paling mengejutkan dan membuat nafas memburu adalah Yayan ikut juga ke rumahku. Hari itu Yayan memakai kemeja yang agak memperlihatkan bagian pusarnya. Di rumah aku mencoba biasa saja dan berusaha menutupi nafsu birahiku. Tidak lama Yayan ingin ke kamar mandi. Karena rumahku bertingkat, dan kamar mandi atas lagi rusak (airnya tidak jalan), kuantarkan Yayan ke kamar mandi bawah (sementara teman-teman lainnya di atas main Play Station) sambil mencoba menstabilkan nafas yang memburu melambangkan orang penasaran.

Sejenak aku berpikir, "Terlalu nekat nih.. tapi, kapan lagi..?"
Akhirnya kuputuskan untuk memberanikan diriku. Aku pura-pura menjelaskan bagian-bagian kamar mandiku kepada Yayan.
"Yan, ini showernya, ati-ati lho nyemprotnya kencang, trus WC-nya.. udah bisa kan..?"
Tidak lama kemudian kulakukan niat gilaku.
"Emm.. Yan..!" aku bertanya agak gemetaran sambil melihat tangga.
Yayan menjawab, "Apaan sih..? Ada apa..?"
"Ehmm.. Gue.. boleh..," Yayan langsung memotong, "Apaan sih..! Boleh apaan..?"
"Gue boleh cium elo, nggak..?"
Batinku berkata, "Kok kayak anak SMP yah..? Tapi, bodo amat lah..!"
Yayan agak tertegun, "Hah..! Ee.. emm.."
Entah adrenalin dari mana yang datang, tiba-tiba kupegang pinggang kanannya sambil menarik Yayan ke pelukanku. Yayan terlihat tidak berdaya, hanya agak mendesah. Langsung saja kucium perlahan bibir seksinya itu.

Awalnya bibir Yayan hanya diam saja, terkadang agak membuka lebar. Namun setelah agak lama, Yayan mulai memejamkan matanya dan langsung melingkari kedua tangannya di leherku, lalu membalas ciumanku ditambah jilatan di ujung bibirku. Sesekali Yayan juga mengulum lidahku dan agak digigit.
Aku mendengar desahan Yayan, "Ehmm.. eehh.. mm.." mungkin karena menikmati kulumannya.
Lalu Yayan yang mulai agresif, mendorongku ke tembok sambil membuka bajuku. Terpikir olehku, seperti di film saja. Setelah bajuku lepas, Yayan melemparkannya ke lantai dan menjilati dadaku, lalu turun menjilati bulu daerah pusarku. Bukannya geli yang kurasakan, tetapi justru menambah kencangnya ereksi batang kemaluanku. Lalu kubalas lagi melucuti kemejanya. Terlihat buah dadanya yang bulat sexy.

Sambil meneruskan ciuman mautku, kulepas kaitan BH-nya. Kulempar BH-nya ke lantai dan mulai menghisapi buah dada Yayan.
"Aghh.. ahhgghh.., Di.. aahh..!" Yayan terlihat berkeringat dan mengeluarkan desahan.
Beruntung pintu kamar mandi sudah kututup rapat. Puting Yayan kubasahi dengan ludah dan kujilati kembali. Yayan juga sesekali menjambak rambutku dan menjilati daun telingaku. Setelah lama bermain pada puting payudaranya, kulepaskan celana panjang dan celana dalamku. Kemudian aku menyender di tembok sambil memegangi batang kejantananku yang sudah berdiri tegang dan agak berurat. Yayan tidak mulai memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya, tapi malah memainkannya dengan sedikit kocokan. Serentak dengan masuknya batang kejantananku ke mulut Yayan, aku merasakan ada semacam getaran listrik di daerah pinggul dan selangkangan.

"Eghh.. Yan.. ehhgghh..!" aku juga mendesah karena enaknya hisapan Yayan.
Sesekali Yayan juga meludahi ujung batang kemaluanku dan menjilati pinggirnya. Akhirnya, kuajak Yayan untuk melakukan persenggamaan.
"Ehh.. Yan.. gue masukkin yahh.. hh..!" sambil nafasku naik-turun.
Tanpa banyak bicara kecuali sedikit desahan, "Eughh.. ehh.." Yayan langsung mendorongku ke dudukan WC, sehingga aku terduduk dan Yayan duduk di pangkuanku setelah melucuti celananya.
Wajahnya menghadap ke arahku. Yayan sendiri yang mengarahkan batang kemaluanku ke lubang vaginanya.

"Esshhghh.. emmhh..!" Yayan mendesah namun seperti tertahan.
Wajahnya terlihat agak merah. Dari situ kuketahui kalau dia sepikiran denganku. Tidak ingin suaranya kedengeran. Akhirnya aku melakukan persetubuhan untuk pertama kalinya. Setelah Yayan menusukkan batang kejantananku ke liang senggamanya, aku merasakan ujung batang kejantananku menabrak dan mendorong sesuatu. Nampaknya selaput daranya tertekan.
Batinku berkata, "Yess.. Yayan masih perawan."
Yayan mencoba mengayunkan badannya ke atas dan bawah.

Kugoyangkan juga badanku ke atas dan ke bawah. Kurasakan selaput Yayan sudah robek. Mungkin nanti akan terlihat noda darah. Goyangan Yayan semakin kencang. Sekujur tubuhnya terlihat kucuran keringat. Bagitu juga badanku, terutama bagian leher. Kuusapi keringatnya dengan tanganku sambil mengelus tubuh seksinya, juga kutempelkan badannya ke badanku. Karena aku takut tutup WC-nya jebol, kuangkat Yayan dengan batang kejantananku masih menancap, dan kutiduri Yayan di lantai. Untung lantainya belum basah, jadi masih bersih. Kukangkangkan kedua kakinya, kutempelkan di pinggang dan kupegangi. Goyanganku kini maju mundur.

"Aghh.. aah.. Di.. a.. ayo.. Di..!" Yayan kembali mendesah sambil memanggil namaku.
Kembali aku merasakan adrenalin aneh merasukiku. Biasanya senafsu-nafsunya aku onani, paling cepat hanya 5 menit. Karena di kamar mandiku ada jam dinding, kulihat sudah hampir 10 menit sejak ciuman pertamaku itu, aku belum juga mencapai klimaksnya. Kalau onani pasti sudah keluar dari tadi. Akhirnya, Yayan ejakulasi duluan. Di sekujur batang kemaluanku kurasakan cairan hangat dari vaginanya. Kocokanku masih berlanjut, tetapi tidak lama. Aku merasa juga sudah ingin segera mencapai orgasmeku. Karena takut keluar di dalam, segera kucabut batang kejantananku. Aku bermaksud untuk memuncratkan spermaku di wajahnya.

Sambil kudekatkan batang kemaluanku ke bibir Yayan, kukocok sedikit lagi dengan telapak kananku yang sebagian dipenuhi oleh air mani Yayan. Kemudian ketika mau keluar, Yayan ikut memegangi batang kemaluanku.
"Crot.. crot..!" Spermaku membanjiri wajahnya.
Nampak seputar bibirnya dipenuhi sperma putih kental. Juga di pipinya, hidung, alis dan ada yang memuncrat hingga mengenai rambutnya. Sisa-sisa spermaku ditelan habis oleh Yayan.

"Aghh.. Di.. sperma loe banyak bangeetthh..!" Yayan mencoba berbicara sambil masih mengocok batang kejantananku dan membersihkan wajahnya dari lelehan cairan panas itu.
"Ghhahh.. ahh.. Yan.. capek nih gue..! Kuat juga elo..!" aku mencoba bercanda.
Yayan membalas, "Eughh.. ehh.. elo lagi.. kuat banget..!"
Akhirnya Yayan membersihkan bekas sperma yang membasahi sekitar wajahnya dan berpakaian kembali. Aku sepakat dengan Yayan untuk bilang kalau kami tadi lagi nelpon dulu, jadi agak lama naiknya, biar yang lainnya tidak pada curiga, dan Yayan menjawab setuju dengan ciuman.

Setelah melakukan persetubuhan itu, Yayan ke atas duluan, pura-pura tidak ada apa-apa. Begitu juga aku sehabis berbohong menelepon.

TAMAT

Birahiku Di Rumah Sakit

Saya adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Wajah saya biasa-biasa saja, tidak jelek juga tidak cantik.. lumayanlah. Umur saya 24 tahun, tubuh saya juga tidak terlalu proposional. Kakak saya sudah menikah semua dan saya baru saja melangsungkan pernikahan dua bulan yang lalu dengan laki-laki pilihan saya. Kami sangat bahagia sekali. Sebulan sesudah itu gejala-gejala kehamilan nampak dan saya positif hamil dengan usia kandungan 3 minggu. Suami saya tidak mengetahui kehamilan saya ini karena suami saya baru pergi ke Semarang untuk keperluan dinas yang ditugaskan oleh kantornya untuk waktu yang cukup lama, kurang lebih sekitar 4 sampai 5 bulan. Saya sempat protes keras karena kami baru saja melangsungkan pernikahan dan saya sedang menikmati keindahan seks yang selama ini saya bayangkan begitu enak dan sangat indah sekali dan memang itu semua terbukti, seks begitu enak, menyenangkan dan sangat indah sekali.

Kejadian ini terjadi ketika saya memeriksa kandungan saya ke dokter kandungan yang terkenal di kota saya. Saya tidak mengetahui kalau dokter itu adalah teman SMP saya, saya baru sadar ketika Hendra menyapa saya, "Maureen.. kamu Maureen kan..?" sapanya.
"Iya.." kata saya.
"Masa kamu lupa dengan saya.. saya ini Hendra", sahutnya lagi.
"Hendra.. mm.. ohh.. yah saya ingat kamu kan yang dulu sekolah di SMP*** (edited) itu bukan..?" jawabku.
"Iya bener sudah inget sekarang..?" katanya lagi.
"Iya.. iya.. hebat yah sekarang kamu sudah jadi dokter yang terkenal", kata saya lagi.

Singkat cerita saya sudah berbaring siap untuk di periksa dan Hendra pun sudah bersiap dengan sarung tangan karet dan peralatan lainnya yang tidak saya ketahui namanya. Hendra mulai memegang dan menekan-nekan perut saya, saya hanya merasa kegelian saja sampai suatu ketika Hendra menyentuh secara tidak sengaja ke payudara saya dan secara refleks tangan saya menepisnya, tampak wajah Hendra merah dan beberapa kali meminta maaf kepada saya.

"Tak.. apa-apa Hen saya tau kamu tidak sengaja", kata saya padahal saya sangat senang sekali karena sudah lama saya ingin berhubungan badan, sudah dua minggu saya tidak melakukannya. Lalu saya bertanya kepadanya, "Hen kalo misalnya dalam usia kandungan tiga minggu saya melakukan hubungan badan apakah tidak mengganggu janin dan keadaan saya..?" tanya saya. "Ohh.. tidak apa-apa asal tidak merasakan sakit dan rileks saja nikmati semuanya dan yang penting harus..(dia begitu menekankan kata harus) hati-hati sekali agar tidak menggangu janin", kata Hendra.

Lalu dia mulai melihat keadaan liang kewanitaan saya karena saya mengeluh sering keluar lendir putih, saya tahu ini bukan tempatnya, seharusnya saya ke dokter kulit dan kelamin tapi tidak apa-apa deh siapa tahu dia mengerti sedikit banyak tentang hal itu, sewaktu dia menyentuh liang kemaluan saya terasa sangat enak sekali, tiba-tiba saja keinginan untuk melakukan hubungan seks kembali menggebu dan ketika dia memasukkan alat yang saya tidak tahu namanya ke dalam liang senggama saya, terasa sangat enak sekali dan saya sempat mendesah sedikit entah terdengar apa tidak oleh Hendra.

Hendra mencabut alat itu dengan cepat saya tahan karena saya sangat menikmatinya dan saya mulai menggoyang-goyangkan tangan Hendra ke liang senggamaku, tampak wajahnya terheran-heran dan memerah, tampak juga keringatnya keluar. Lalu saya bertanya, "Hen kok.. mendadak kamu begitu tegang sekali, tolong Hen puaskan saya Hen, tolong soalnya saya sudah dua minggu tidak melakukannya.. kamu mau kan Hen.." tanya saya kepada Hendra, dia tidak menjawab hanya terdiam saja, tampak wajah merahnya dan keringatnya begitu deras.

"Hen.. Hen.. kamu tidak apa-apa..?" tanya saya.
Hendra mulai menjawab dengan tersendat-sendat, "Ti.. ti.. ti..dakk aa..ku tidak apa-apa..!" katanya tapi wajahnya yang tegang, keringatnya tidak dapat ia sembunyikan.
Lalu saya bertanya lagi, "Hen.. kamu mau kan puaskan saya, saya ingin sekali Hen.. saya sudah lama tidak melakukannya", pinta saya kepada Hendra, ia masih tersendat-sendat lalu berkata, "Tapi Reen.. saya tidak bisa", jelas Hendra, saya mulai melirik kejantanannya. Wah.. ternyata sudah tegang, lalu saya remas-remas untuk memberinya rangsangan. Hendra mulai menikmatinya dan dia pun mulai berani menggoyangkan tangannya di liang kewanitaan saya, sayaa pun mulai mendesah karena merasa enak dan melayang.

Hendra mulai mencium saya dan lidah kami saling hisap lalu saya buka reitsleting celananya dan baju dokternya saya buka. Hendra tidak terlalu susah saat membuka baju saya karena baju saya telah dibuka oleh Hendra sebelumnya sewaktu memeriksa saya tadi, tinggal membuka bra saya saja, yang tidak saya sangka Hendra sudah membenamkan wajahnya di liang kewanitaan saya. "Ohh.. ohh.. sungguh enaknya", desah saya, Hendra tampak asyik memainkan klitoris saya dan tangannya tidak ketinggalan memainkan puting dan payudara saya.

Setelah puas lalu giliran saya mengulum batang kemaluannya yang lumayan besar (kenapa saya sebut besar karena saya tidak mengetahui besarnya kemaluan pria, yang saya tahu hanya punya suami saya) mulai dari menjilat hingga menghisapnya. Hendra sangat menikmati sekali hisapan saya, yang terdengar hanya desahan nikmat, "Ssstt.. ahh.. emm.. ohh.. enak sekali Maureen enak.. kamu sungguh pinter sayang.. ohh.." tak ketinggalan tangannya memainkan liang kewanitaan dan puting susu saya, jempol dan jari telunjuknya memainkan klitoris saya sedangkan jari tengahnya masuk, karena makin lama semakin cepat Hendra memainkan jari tangannya, saya pun sudah mau keluar dan tak lama dari itu saya berteriak, "Hen.. ohh.. sstt.. saya keluarr.. Hen.. ohh enak sekali.." tanpa sadar saya menggit batang kemaluan Hendra karena saya bagai tak sadarkan diri, Hendra pun berteriak keras sekali, "Aaawww.. sakit", "Sorry.. sorry.. saya tidak sengaja", saya pun tak bisa menahan tawa saya.

Lalu kami melanjutkan kembali permainan seks kami. "Hen.. masukkan sekarang saja, saya sudah tidak tahan lagi.." lalu dengan bimbingan saya, saya mulai mengarahkan batang kemaluannya ke pintu liang kewanitaan saya yang sudah basah oleh cairan dan ludah Hendra itu hingga membuat liang kewanitaan saya licin. Lalu Hendra menempelkan kepala kemaluannya ke pintu kewanitaan saya yang tampak merah, dia mulai mengayunkan pantatnya ke depan tapi aneh sekali tidak bisa masuk entah karena terlalu licin atau memang punya Hendra terlalu besar, dia mulai membuka bibir kemaluan saya dengan kedua tangannya, dengan begitu lubang kewanitaan saya terbuka lebar dan dia mulai mengarahkan batang kemaluannya, dengan satu sentakan saja batang kemaluannya sudah masuk.

"Aduhh.. sakit Hen.." lalu Hendra mengambil sesuatu seperti cairan atau minyak, saya tidak mengetahuinya secara jelas dan Hendra pun mulai menggerakkan pantatnya maju mundur. "Ooohh.. uuhh.. hhmm.. sstt.." desahku. "Ayo terus sayang.. terus.. oohh.. kamu pinter.. Hen terus.. Hen.. terus sayang.. oohh.." Hendra pun kelihatannya tidak mau kalah, dia terus mendesah keenakkan, "Ooohh.. liang kewanitaan kamu masih sempit yah.. oohh.. enak sekali.. uuhh.. terus goyangkan pinggul kamu Reen.. terus sayang.. oohh.. sstt.."

Tak lama kemudian saya hendak keluar lagi. "Hen.. cepat.. Hen.. goyang lebih cepat lagi.. lebih cepat Hen.." dan, "Ooohh.. Hen.. saya keluuarr lagi.." saya mendesah panjang dan mengejang untuk beberapa saat sambil kakiku dilingkarkan di perutnya. Hendra pun mencabut batang kemaluannya dan bertanya pada saya, "Reen kamu sudah pernah melakukan anal belum..?" tanya Hendra. "Belum pernah.." jawab saya, "Habis kelihatannya sakit sich", lanjutku. "Ohh yah sudah nggak apa-apa kalau begitu kita rubah yah dengan dogdy style", bisiknya.

Lalu saya menungging dan Hendra mulai menusukkan batang kemaluannya dan sekarang ini kelihatannya Hendra tidak mengalami kesulitan untuk memasukkan batang kemaluannya, tampaknya Hendra sudah mau keluar karena goyangannya begitu cepat dan, "Ooohh.. aahh.. sstt.. uuhh.." Hendra pun menyemprotkan air maninya ke dalam liang kewanitaan saya, tak lama kemudian saya pun keluar untuk ketiga kalinya dan kami pun terkulai lemas bersamaan dengan datangnya kenikmatan yang tiada tara ini. Batang kemaluan Hendra masih terbenam di dalam liang kewanitaan saya.

Sesudah batang kemaluan Hendra mengecil saya melakukan kembali oral kepadanya, membersihkan sisa-sisa air mani dan cairan yang saya hasilkan dan kami pun berbenah diri sambil membersihkan diri. "Hen.. terima kasih yah.. kamu sudah memuaskan saya kamu hebat Hen." Hendra pun mengucapkan terima kasih kepada saya karena dia telah dipuaskan oleh saya. Hendra lalu menuliskan resep untuk saya, sewaktu saya hendak membayarnya dia menolak dengan alasan yang tadi itu sudah merupakan bayaran yang sangat mahal katanya. "Kalau begitu.. yah sudah", pikir saya. Saya pun pulang dan sewaktu saya melewati ruang tunggu ada beberapa pasien yang menunggu, rupanya tadi saya bercinta dengan Hendra cukup lama dan saya baru menyadarinya, "Ah.. cuek saja", pikir saya. Saya sering bercinta dengan Hendra sejak waktu itu tetapi sesudah suami saya pulang saya tidak pernah bercinta lagi dengannya.
Jika dari para pembaca ada yang ingin berkenalan silakan kontak saya.

TAMAT

Kenikmatan Liang Surga Sonia

Cerita ini terjadi waktu aku datang ke wisudanya di Manggala Wana Bakti, nah setelah selesai di wisuda ceritanya aku dan dia itu ke tempat kostnya di daerah Palmerah. Nama temanku Tina (sudah disamarkan). Secara garis besar dia adalah seorang gadis yang cantik dengan ukuran dada 36B, lalu dengan tinggi 159 cm dan berat 48 kg, dan rambut hitam legam sepundak, memang 2 tahun lebih tua dari aku, aku kenal sama dia pas waktu dia mengulang salah satu mata kuliah di semester 2 sejak itu aku cukup akrab dengan dia, dan dia adalah satu-satunya orang yang tahu pengalaman misteriusku dengan Vita. Tina adalah anak seorang pengusaha sukses di Bali, tapi karena dia ingin sekali kuliah jurusan komputer di Jakarta, akhirnya dia kost di dekat kampus, karena memang Tina tidak mempunyai keluarga di Jakarta

Sesampainya di tempat kostnya terus terang aku kagum banget karena rumah kost Tina itu bagus banget, memang sih Tina pernah bilang tempat kostnya tuh mahal sekali satu bulan bayarnya sekitar 600.000-an tapi aku tidak menyangka bahwa rumah kostnya sebagus ini, soalnya biasanya dimana-mana tempat kost identik dengan rumah sederhana, tapi kali ini ternyata aku melihat sebuah rumah kost yang megah. Akhirnya terpaksa aku menyudahkan lamunkanku karena aku mendengar teriakan 3 orang wanita, yang ternyata teman kostnya Tina, setelah itu aku dikenalkan Tina dengan ketiga teman kostnya itu. Nama ke tiga anak kost itu ada Silvi, Anna, Sonia. Silvi adalah seorang wanita yang aku perkirakan berusia sekitar 23 tahun, cukup cantik dengan rambut ikal sebahu. Anna seorang wanita berusia 22 tahun, mahasiswi tingkat akhir di kampus yang sama dengan aku dan Tina, walaupun tidak terlalu cantik tapi dada dan pantatnya terlihar padat dan menantang lalu Sonia seorang wanita yang berusia 24 tahun dan terlihat paling cantik diantara Silvi dan Anna.

Singkat cerita akhirnya kami berlima pesta pora merayakan wisuda Tina, memang aku sempat tanya ada berapa anak kost di rumah ini menurut mereka ada 5 orang semuanya wanita tapi yang satu sekarang sedang pulang ke kampung halamannya. Lalu aku juga sempat tanya dimana majikannya, lalu kata mereka majikannya ada di Canada, dan segala keperluan rumah sudah diserahkan kepada seorang pembantu rumah tangga yang sengaja disiapkan disana.

Lalu disela-sela obrolan kami, aku sempat melihat ada seorang gadis yang berusia sekitar 21 tahun keluar dari dalam, aku pikir ini juga anak kost disini karena dia terlihat amat cantik hanya bedanya kecantikan gadis yang baru kulihat ini lebih alami dan natural. Dan rupanya Tina melihatku sedang memperhatikan gadis itu sehingga dia berkata "Hei Tom, sudah donk masa lu ngeliatin si Susi saja", "Oh, jadi dia namanya Susi toch, apa dia juga anak kost disini?" tanyaku. Eh mereka semua malah pada senyum, lalu Sonia bilang "Tommy.., Tommy.., sudah aku bilang disini cuma ada 5 orang plus 1 pembantu, dan sekarang teman kami yang satu sedang pulang kampung!". "Jadi artinya Susi itu pembantu kalian donk", potongku dan mereka semua menjawab serempak "Pinter", dan setelah itu mereka mengolok-ngolokku, karena menurut mereka aku tuch naksir sama Susi.

Lalu mungkin gara-gara itu kami jadi ngelantur bercerita tentang Susi, dan akhirnya mereka berempat mengajakku taruhan bisa tidak aku mengajak Susi yang masih virgin dan tidak pernah pergi sama laki-laki itu ML denganku. Aku sempat bilang lu orang pada gila yach, tapi karena aku diolok-olok dan dikatain chicken, dll akhirnya aku sanggupin juga dech untuk mencobanya, lalu aku bilang "Tapi dengan syarat lu orang harus membantu rencanaku, dan kalau aku berhasil taruhannya apa donk?" dan akhirnya setelah mikir sejenak Sonia bilang "Kalau kamu berhasil kamu boleh minta apa saja", "Oke.." jawabku.

Lalu aku bilang, "Aku punya rencana begini, nanti aku pura-pura sakit dan tidur di kamar Tina, terus lu suruh dia tolong kerokin aku, lalu pas lagi di kerokin aku akan suruh dia nyalahin VCD yang tentu saja isinya film bokep". Dan akhirnya Tina dan Sonia yang menuju ke dalam mencari Susi, sedang aku Anna, dan Silvi menuju ke kamar Tina, disana aku tiduran sambil pura-pura pakai balsem, dan seperti orang masuk angin. Tidak beberapa lama kemudian, aku lihat Susi dan bersama Tina dan Sonia, lalu akhirnya mereka berempat keluar tinggal aku dan Susi berdua di kamar. Lalu aku dengar ada suara yang sangat lembut menyapaku "Ada apa Mas?", lalu dengan gugup aku menyahut "Nggak nich Mbak, saya sepertinya masuk angin, bisa minta tolong kerokin nggak yach?". "Boleh Mas", jawab Susi lagi, lalu dia mengambil minyak kayu putih dan uang logam seratusan, dan dia menyuruh aku membuka baju lalu dia mulai mengeroki badanku. Dan seperti rencanaku akhirnya aku meminta tolong padanya mengambilkan remote, lalu aku menyalakan TV dan VCD.

Dan setelah menyala, langsung dech terlihat adegan syur di TV, dan aku merasakan seketika itu juga uang logam yang dipegang Susi jatuh ke lantai, lalu aku bilang ke Susi. "Sus, maaf yach saya mau nonton film ini soalnya besok pagi sudah harus dikembaliin, kamu nggak 'pa-'pa kan yach?". Lalu dengan gugup aku lihat dia bilang "Nggakk pappaa kok, Mas", lalu aku tanya lagi "Kamu pernah nonton film beginian Sus?", "Dan dia bilang belum pernah, Mas", lalu aku lihat dia mengambil duit logam dan kembali mengerokiku dan aku kembali menikmati adegan syur di depan mataku, tapi lama kelamaan aku merasakan kerokan Susi semakin melemah dan nafasnya kian memburu dan lalu aku pikir ini adalah saat terbaik untuk memulainya, lalu akhirnya tanganku mulai menyentuh pahanya, dan karena tidak ada reaksi menolak lalu tangan aku mulai semakin naik dan akhirnya sampai di payudaranya dan lagi-lagi dia diam, lalu aku langsung balik badan dan langsung memeluk dan menciumnya, dan karena dia masih virgin dia agak lama baru membalas ciumanku, dan walaupun tampak kaku, aku merasakan kenikmatan tersendiri, setelah itu aku mulai perlahan-lahan membuka kaos dan roknya, dan lalu aku mulai meremas-remas payudaranya yang hanya dilapisi oleh BH warna krem, dan aku lihat dia tuch meringis kenikmatan, dan setelah puas bermain di payudaranya tanganku segera kebawah dan meraba-raba CD-nya yang sudah basah, lalu aku mulai mengesekkan jariku perlahan-lahan dan aku lihat dia tuch semakin menggelinjang kenikmatan, setelah itu aku membuka CD-nya dan kemudian mulai menjilat-jilat liang kewanitaannya, dan mencari clitnya.

Dan sewaktu lidahku bermain di dalam liang kewanitaannya tanganku kembali bergerak ke atas dan membuka BH-nya dan bermain di atas payudaranya 15 menit kemudian, aku sudahi permainanku di liang kewanitaannya, dan aku-pun mulai mencopot kemeja dan celanaku di depan Susi, dan mungkin karena tidak tahu apa yang harus dilakukannya Susi diam saja, dan pas aku menurunkan CD-ku, Susi berteriak kecil "Ahh.." dan aku jadi kaget, dan aku bilang "Ada apa Sus?", dan dia bilang "Saya ngeri ngeliat barang Mas". Dan lalu dengan senyum aku bilang tidak apa-apa, lalu aku bawa tangannya ke penisku, dan lalu dengan malu-malu dia memegang penisku dan mengocoknya pelan-pelan. Dalam hati aku berkata wah nich anak pinter juga, baru sekali nonton BF tahu apa yang harus dilakukannya.

Dan tidak beberapa lama kemudian aku suruh dia mengisap penisku, tapi mula-mula dia bilang nggak mau karena geli tapi karena terus di paksa akhirnya dia lakukan juga. Dan untuk seorang pemula hisapan Susi cukup hebat (walaupun tidak sehebat Vita), setelah puas aku lalu menyuruhnya udahan dan kemudian aku bersiap-siap untuk memasukkan penisku ke liang senggamanya, dan sesampainya di depan liang kenikmatannya dia langsung bangun dan bilang "Nggak boleh donk Mas kan saya masih perawan". Dalam hati aku berkata sial nich cewek bisa kalah dech aku, tapi akhirnya aku nggak kehabisan akal lalu perlahan-lahan aku bilang kalau dia nggak mau yach sudah saya nggak masukin semua hanya ujungnya saja dan itu nggak merusak selaput daranya. Akhirnya dengan perjuangan keras aku diijinkan untuk memasukkan kepala penisku di liang surganya, dan lalu aku mulai memasukkannya perlahan-lahan. Dan seperti dugaanku liang senggamanya amat sempit sehingga aku agak menemui kesusahan memasukkan kepala penisku.

Dan setelah masuk aku mulai menarik dan memasukkannya perlahan-lahan, dan seperti dugaanku Susi keenakan, dan dia lalu berkata "Mas masukkin semua donk masa kepalanya doank!" lalu dengan pura-pura bodoh aku bilang "Kata kamu kepalanya saja, tapi lalu dia bilang "Nggak 'pa-'pa dech Mas ayo donk cepat Mas!". Akhirnya aku memasukkan sisa penisku ke liang kewanitaannya. Setelah masuk aku mulai menggoyangkannya, beberapa menit kemudian aku menarik penisku dan menyuruh dia nungging dan aku melakukannya dengan posisi dog style, sekitar 10 menit kemudian aku dengar Susi bilang "Mas kok saya tiba-tiba mau pipis sich yach?" terus aku bilang "Kalau itu bukan pipis tapi tandanya kamu hampir orgasme". Dan aku suruh dia tahan sebentar karena aku juga sudah mau keluar dan 3 menit kemudian aku keluar barengan dengan dia.

Setelah itu aku dan dia jatuh ke ranjang, dan aku sempat lihat spermaku yang berceceran di lantai beserta beberapa bercak darah, setelah itu aku bilang terima kasih ke dia, dan dia lalu keluar kamar dan aku pun ke kamar mandi untuk membersihkan badanku yang penuh dengan keringat.

Setelah aku selesai mandi, aku lalu keluar kamar dan aku nggak menemui Tina, dan ketiga kawannya di ruang depan, dan aku sempat clingak-clinguk dech nyariin mereka, dan tiba-tiba aku dengar ada suara yang memanggilku dari arah sebelah kiriku, "Tom, sini donk Tom, kita juga mau ngerasain barang kamu donk". Spontan aku menghadap ke asal suara tersebut dan aku lihat Silvi yang sudah berada dalam keadaan polos memanggilku di muka pintu kamarnya. Langsung dech adikku yang tadinya sudah kembali tidur tegak lagi, dan segera aku menyamperi Silvi yang memang sudah menungguku, sesampainya di dalam kamar aku sampai kaget melihat ternyata di dalam kamar itu bukan hanya terdapat Silvi saja tetapi juga ada Tina, Sonia, dan Anna, hanya mereka bertiga masih berpakaian lengkap. Aku bilang ke Tina, "Tuch kan Tin, aku berhasil kan naklukin Susi" Iya dech Tom, kita percaya sekarang". Setelah itu aku langsung bilang "Ayo sekarang aku minta hadiahku". Lalu jawab mereka "Eloe minta hadiah apa?". Langsung dech otakku mikir minta apa yach, terus aku bilang "Aku pengen tidur bareng kalian bertiga sekaligus", dan reaksinya mereka berempat langsung teriak "Yes, siapa takut memang itu kok yang kami harapkan", lalu Silvi sempat nambahin, "Tahu nggak Tom, kenapa aku bugil supaya lu nafsu lihat aku dan minta ML sama aku ternyata siasat aku berhasil, lagian tadi kan pas lu ML sama Susi kita pada ngintip lho", dan aku langsung dech berpura-pura terkejut padahal sich aku tahu kok he he he, tapi aku diam saja sok cool.

Setelah itu Anna, Tina dan Sonia mulai striptease di depanku sambil perlahan-lahan membuka bajunya satu persatu sampai mereka semua benar-benar bugil, dan akibatnya adikku yang memang dari tadi sudah bangun jadi semakin tegak, dan setelah mereka selesai dengan baju mereka sendiri mereka dengan ganas langsung menyerbuku, dan dengan penuh nafsu birahi, mereka mempreteli baju dan celanaku satu demi satu, dan ketika celana dalamku diturunkan mereka sempat terpesona melihat barangku, lalu tiba-tiba Tina menunduk dan langsung menjilat-jilat penisku sementara Anna langsung mengarahkan liang kewanitaannya ke mulutku yang langsung saja kusambut dengan jilatan-jilatan di sekitar liang kewanitaannya, sementara itu tanganku menggerayangi payudara Sonia, sementara itu pula Sonia menjilat payudara Silvi, lalu kami saling berganti-ganti posisi, setelah puas dengan gaya tersebut aku mulai bangkit dan mula-mula aku mengarahkan penisku ke arah liang kewanitaan Tina, dan sumpah aku menemui kesulitan untuk memasukkan penisku tersebut tapi dengan upaya keras akhirnya aku berhasil untuk memasukkannya, setelah beberapa lama aku dengar Tina merintih dengan keras dan akhirnya dia orgasme, lalu kucabut penisku dari liang senggamanya, dan aku sempat lihat ada bercak darah di penisku, dan aku sempat tanya "Tin, lu masih virgin yach?" dan Tina menjawab katanya "Kami berempat masih virgin Tom", busyet aku hoki benar dalam semalam dapat 5 cewek masih virgin semua.

Lalu aku mulai mencoba memasukkan penisku ke liang kewanitaan Silvi, kali ini aku lebih pelan-pelan dan santai, walaupun sulit tapi tidak sesulit sewaktu aku memasukkan penisku ke liang kewanitaan Tina, mungkin karena penisku sekarang sudah basah, dan kulihat liang kewanitaan Silvi pun sudah sangat basah, lalu aku kembali memaju mundurkan pantatku, sekitar 10 menit aku merasa bahwa spermaku akan segera keluar, lalu aku langsung menurunkan tempo goyanganku, dan segera aku mulai mengalihkan permainanku ke arah payudara Silvi, setelah beberapa lama aku kembali mulai mempercepat goyangan pantatku, tapi itupun tak bertahan lama karena 5 menit kemudian aku sudah ingin mengeluarkan sperma lagi, sebetulnya ingin aku tahan tapi karena aku kasihan sama Silvi orgasmenya tertunda melulu, terpaksa aku malah mempercepat laju permainanku dan 3 menit kemudian aku bilang sama dia "Aku sudah mau keluar nich, aku keluarin di dalam atau di luar?". Lalu dia jawab "Di dalam saja". Akhirnya aku dan dia keluar secara bersamaan.

Setelah itu aku merebahkan diri ke tempat tidur, tapi baru sepuluh menit aku tiduran aku merasakan barangku saja yang dijilat-jilat, dan ternyata aku lihat kali ini Anna yang menjilat-jilat barangku, akhirnya adikku bangun lagi dech dan aku langsung melepas barangku dari mulutnya dan langsung mengarahkan barangku ke kemaluannya, dan kali ini aku kembali menemui kesulitan, karena liang kewanitaan Anna benar-benar sempit, dan kecil, penisku sampai perih rasanya, akhirnya dengan sedikit paksaan aku berhasil juga memasukkan barangku ke dalam liang surganya, sekitar 15 menit kemudian Anna teriak Tom, aku mau orgasme nich, dan aku langsung bilang "Tunggu donk aku juga sudah mau orgasme nich". Akhirnya aku mempercepat pola permainan, dan akhirnya aku keluar barengan dia di dalam liang senggamanya. Setelah itu aku langsung tiduran lagi, tapi aku liat kali ini Sonia menyamperi aku dan bilang "Tom giliran aku kapan?" "terus aku bilang besok saja yach aku cape nich". Tapi sebagai jawabnya dia malah merenggut dan langsung mengocok-ngocok barangku, dan secara perlahan barangku kembali bangun, setelah bangun secara maksimal, Sonia lalu berdiri dan duduk tepat diatas barangku sambil tangannya perlahan membuka bibir kemaluannya, dan aku merasakan perih di sekitar barangku, karena Sonia memasukkannya dengan agak keras, setelah itu dia mulai mengoyang-goyangkan pantatnya naik turun sambil sesekali dia mengoyang-goyangkannya ke depan dan ke belakang, karena merasa nikmat sekali nggak sampai 10 menit aku merasa aku sudah mau orgasme, dan aku bilang ke Sonia "Son, aku sudah mau orgasme nich", dan sebagai jawabannya dia mencabut barangku dan mengulum kembali barangku dan akhirnya aku memuntahkan spermaku di mulutnya dan kemudian diminum semua oleh Sonia "Obat awet muda katanya" Dan aku sich tersenyum saja mendengarnya.

Nggak lama kemudian aku tidur bersama mereka berempat dalam keadaan bugil. Sekitar Jam 7 pagi aku bangun dan menuju kamar mandi untuk mandi karena terus terang badanku lengket semua keringatan. Lalu aku mulai mandi dan menyabuni penisku, mungkin karena terkena tanganku eh adikku malah bangun lagi, dan ketika itu pintu kamar mandi terbuka, lalu aku lihat Tina masuk ke dalam, dan kaget "Gila lu Tom, mau onani yach, ngapain Tom, sayangkan lu buang gitu saja, mending buat aku, lalu setelah itu Tina nyamperin aku dan mulai memain-mainkan barangku sebentar lalu dia mulai mengulum penisku, sekitar 15 menit dia mengulum penisku, sampai akhirnya aku mengeluarkan spermaku di dalam, dan kemudian diminum seluruhnya oleh Tina, nggak beberapa lama kemudian dia malah nungging dan minta di fuck dengan posisi doggy style, tadinya aku sudah mau nolak dan jelasin bahwa sebenarnya aku lagi bersihin barangku bukan onani, tapi karena nafsu lihat pantat mulus akhirnya aku masukin juga barangku ke liang kewanitaannya, dan kali ini aku nggak sesulit sewaktu memasukkan barangku tadi malam, dan setelah puas dengan doggy style dia malah minta fuck dengan gaya monyet, dimana aku ngefuck sambil ngegendong dia, yach sudah dech akhirnya aku lakukan juga permintaan dia, 5 menit kemudian aku merasa bahwa aku mau orgasme, dan dia bilang "Yach sudah Tom keluarin di dalam saja, aku pengen ngerasain sperma kamu kok" Akhirnya aku keluarin juga dech spermaku di dalam liang kewanitaannya, lalu setelah itu kita malah mandi bersama dan sekitar pukul 9 pagi aku balik ke rumah dan tidur sampai malam.

TAMAT

Dr.Amy Terapis Sex Ku

Kata orang, akulah orang yang paling bahagia di dunia. Bayangkan tinggal di Surabaya yang disebut-sebut merupakan kota besar kedua di Indonesia dengan uang banyak, memiliki puluhan perusahaan dan cabang-cabangnya di seluruh Indonesia, isteri cantik dan sexy, dan semua orang mengenalku dengan baik. Tapi dalam hati kecilku, aku merasa ada sesuatu yang kurang. Setelah menikah kurang lebih 3 tahun, kami belum dikaruniai anak. Memang kelemahannya ada pada diriku. Walaupun aku ganteng dan berbadan tinggi besar dan tegap, aku selalu mengalami kegagalan saat berhubungan intim dengan isteri. Ya, sekitar dua tahun sebelum kami menikah, aku mengalami kecelakaan lalu lintas. Motorku ditabrak dari belakang oleh sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi dan berusaha mendahului motor yang kukendarai. Saat itu ternyata ada mobil yang muncul dari arah berlawanan, sehingga untuk menghindari "adu kambing" truk itu membanting stir ke kiri dan menabrak motorku. Aku terjungkal dan terbanting ke aspal di siang bolong. Untunglah aku tidak cedera. Hanya kedua tanganku sedikit tergores dan pantatku sakitnya bukan main. Rupanya aku jatuh terduduk di pinggir jalan aspal dekat trotoar jalan. Seorang bapak yang ikut menyaksikan kecelakaan itu segera memapahku berdiri dan membawaku ke rumah sakit terdekat. Sejak itu, jika aku berhubungan dengan Lilian, isteriku, aku selalu tidak dapat melaksanakan tugasku dengan baik. Penisku tidak bisa berdiri. Kadang bisa berdiri tapi sebentar belum juga masuk dengan pas.. eh.. sudah menyemprotkan cairan mani.

Beberapa dokter telah kudatangi. Tapi kesembuhanku belum juga muncul. Tadinya muncul ide agar aku mencoba-coba untuk "jajan" di lokalisasi. "Ah.." pikirku lagi, "Nanti malah kena AIDS atau HIV. Lebih repot lagi kan?" Nah, suatu hari aku mendengar dari teman karibku, Hartono, bahwa di Jakarta katanya ada seorang dokter spesialis yang bisa menyembuhkan kelainan-kelainan seks dengan biaya terjangkau dan tanpa efek samping. Lalu dengan persetujuan isteriku, aku pun mengambil cuti selama seminggu untuk berangkat ke sana. Karena punya sanak famili yang tinggal di bagian barat Jakarta, aku pun tanpa kesulitan menemukan dokter yang kucari. Tempat prakteknya ternyata terletak di lantai 18 sebuah apartemen mewah di pusat kota. Aku tadinya merasa deg-degan dan agak malu untuk naik ke sana. Bagaimana kalau dokter itu menyarankan yang tidak-tidak kepadaku? Lalu.. apakah hasilnya akan maksimal seperti yang kuharapkan? Berbagai pertanyaan lain terus saja bergema dalam hati kecilku. Namun bila kuingat raut wajah Lilian yang cemberut dan penuh kekecewaan bila penisku tidak bisa tegang atau baru masuk ke permukaan vaginanya, aku sudah ejakulasi.. wah.. lebih baik aku mencoba saja ke sana deh, siapa tahu ada mujizat yang terjadi. Benar kan?

Saat aku sampai di ruangan kantor yang amat mewah itu, kulihat seorang gadis cantik yang masih berumur sekitar 22-23 tahun sedang menulis sesuatu dan kemudian memandangku dengan ramah.
"Mau ikut terapi, Pak?" ia bertanya dengan seulas senyum di bibirnya yang mungil.
"Ya, maaf.. Dokternya ada?" tanyaku ragu-ragu.
"Hari ini kebetulan Dokter Amy Yip sedang tidak ada pasien.." ujarnya.
"Dokter Amy Yip.. Kok kayak nama bintang film mandarin sih, Mbak.. apa ia berasal dari Hongkong?"
"Betul sekali.. Memang namanya Yip Chi Mei, ia seorang dokter spesialis terapi seksual asal Indonesia lulusan Hongkong Medical College.. dan ia lebih suka dipanggil dengan nama Dokter Amy Yip." katanya memberi penjelasan.

Setelah mengisi formulir yang berisi data-data pribadi, aku langsung diantar ke tempat prakter dokter itu. Gadis yang belakangan kuketahui bernama Sally itu kemudian mengetuk pintu ruang praktek Dokter Amy Yip. Pintu pun dibuka dari dalam. Benar saja dugaanku. Di sana berdiri seorang wanita cantik mengenakan blazer hitam dan berumur sekitar 30 tahun. Ia berambut ikal sebahu. Oh ternyata ini dokternya!

"Maaf Dok.. ini ada Bapak Kuntoro dari Surabaya ingin ikut terapi.. ini data-data lengkapnya." ujar Sally sambil memberikan formulir yang sudah kuisi dan mempersilakan aku masuk ke kantor itu. Sally pun berjalan kembali ke meja kerjanya di depan ruangan itu.
"Silakan masuk, Pak.." ujar dokter cantik itu.
"Baik, terima kasih." jawabku singkat.

Setelah kami duduk di dalam ruang praktek itu, Dokter Amy Yip kemudian mulai menanyakan beberapa hal yang amat pribadi padaku. Karena kupikir ia seorang dokter yang harus tahu benar keadaan dari kehidupan seks rumah tanggaku, aku pun membeberkan semuanya. Salah satu pertanyaannya adalah, "Kira-kira Bapak bisa tahan berapa lama dalam berhubungan intim dengan isteri?" atau, "Gaya apa yang paling Bapak sukai bila berhubungan dengan isteri?"

Mendengar semua jawabanku, ia pun mengangguk-angguk tanda mengerti. Lalu dengan sorot mata tajam ia memandangku serta berkata, "Pak Kuntoro, saya rasa sebaiknya kita bisa mengadakan terapi seks sekarang juga. Di sebelah sana ada ranjang yang bisa Bapak gunakan untuk itu.. Di sana saya akan menguji ketahanan Bapak untuk tidak berejakulasi selama beberapa menit.. kalo memungkinkan nanti kita bisa berhubungan badan guna proses penyembuhan lebih lanjut. Gimana Pak.. apa Bapak setuju?"
"Wah.. ini toh yang namanya terapi seks. Kalau begini sih pasti aku mau sekali," pikirku dalam hati.
Tanpa pikir panjang lagi aku menyahut, "Baiklah.. Terserah Dokter saja, gimana baiknya.."
Dalam pikiranku tiba-tiba muncul bayangan gimana kira-kira bentuk tubuh Dokter Amy Yip ini nanti kalau ia telanjang. Pikiran seperti ini langsung saja membuat penisku tiba-tiba menegang dan keras.

Kemudian kami berjalan menuju ranjang terapi yang dimaksud. Setelah aku duduk dengan bersandarkan bantal, dokter cantik itu duduk dengan santai di hadapanku. Ia kemudian dengan sengaja membuka semua baju luarnya. Akhirnya yang tertinggal hanya BH dan celana dalamnya. "Pak Kuntoro, silakan Bapak meraba-raba saya.. terserah Bapak mau meraba bagian tubuh saya yang mana.. nanti kita lihat berapa menit waktu yang Bapak perlukan untuk ejakulasi.." perintahnya. Tentu saja aku mau melakukannya dengan senang hati. Wong yang di depanku, tubuh dokter itu begitu mulus dan putih. Payudaranya saja begitu menonjol ke depan. Mungkin ukuran 38B, seperti hendak meloncat keluar dari penutupnya. Dengan pelan kuelus wajah dokter itu, lalu lehernya yang jenjang. Kemudian tangan kananku turun ke bukit kembarnya. Kuraba pelan dan kuremas-remas. Lalu tangan kiriku bergerak menuju CD-nya. Namun, sekonyong-konyong ada sesuatu yang mau meledak dalam tubuhku. Aku buru-buru menghentikan rabaan-rabaanku. Aku berusaha segera membuka celana panjang yang kukenakan. Namun terlambat sudah. Penis andalanku sudah menyemprot dengan derasnya. Aku hanya bisa mengepalkan tangan sambil menutup mata. "Sialan!" ujarku. Celana panjangku terutama di bagian pangkal paha tentu saja basah tidak karuan.

"Cuma dua menit kurang 25 detik.. saya rasa keadaan ini masih bisa disembuhkan, Pak.. Sebelumnya ada pasien saya yang lebih buruk keadaannya.. asal Bapak mau telaten berobat tiap hari ke sini.." Dokter Amy Yip menimpali setelah melihat arloji yang dikenakannya.

Hari itu terapi seks yang harus kujalani selesai sudah. Setelah mengenakan pakaiannya kembali dan kami kembali duduk di meja kerjanya, dokter itu lalu berkata, "Mohon diingat ya, Pak.. apa yang kita lakukan barusan hanyalah sebatas untuk terapi.. bukan untuk dilakukan di luar jam kerja saya.." Oh, aku mengerti maksudnya. Ia tidak mau kuajak kencan di luar praktek terapinya. Itu peraturannya. Ah tidak apa-apa bagiku. Toh aku orangnya setia pada isteriku. Walau Lilian lebih galak dari dokter ini, namun ia kan isteriku dan mantan pacarku. Iya kan?

Keesokan harinya, masih dengan terapi yang sama. Cuma Dokter Amy kini tidak mengenakan BH. Benar adanya, kedua bukit kembarnya itu begitu besar, kencang dan amat menantang. Putingnya berwarna merah kecoklatan seperti tegak siap untuk disedot. Ia berkata, "Silakan Bapak mau meremas atau mengulum atau menjilat payudara saya.. terserah.. saya hanya ingin tahu Bapak bisa tahan berapa lama untuk tidak ejakulasi." Tanpa menunggu perintah selanjutnya, aku langsung saja meraba dan meremas kedua bukit kembarnya. Kemudian kuarahkan mulutku untuk merasakan nikmatnya payudara itu. Aku menghisap, menjilat dan mengulum putingnya. Ia tampak merem-melek menikmatinya. Ternyata dua menit berlalu. Dan kembali aku mengalami ejakulasi. Spermaku tersemprot hebat. Untunglah kali ini aku masih sempat membuka reitsleting celanaku dan mengarahkan penisku yang sudah tegang dan membesar itu ke ember khusus untuk hasil sperma terapi. "Dua menit lebih 5 detik.. hari ini ada peningkatan, Pak.." jawabnya sambil menyunggingkan senyum setelah semuanya selesai. "Besok kita lanjutkan lagi. Jangan kuatir, Pak.. Perkiraan saya pada hari keempat nanti.. waktu Bapak untuk tahan tidak ejakulasi pasti lebih dari sepuluh menit. Saya jamin, Pak." Lalu hari itu kami pun berpisah. Aku pulang ke hotel tempatku menginap dengan berbagai pikiran tentang harapan kesembuhan selanjutnya yang akan kualami serta terapi apa yang akan dilakukannya besok terhadap diriku.

Hari ketiga..
Kali ini kami berdua benar-benar telanjang bulat. Dokter Amy kini yang mengambil inisiatif. Ia sengaja yang membuka pakaian yang kukenakan sampai aku benar-benar bugil. Lalu kemudian ia membuka pakaiannya sendiri. Saat ia melakukannya, matanya tak lepas dari memandang senjataku. Entah apa yang ada di benaknya. Yang pasti saat itu senjataku belum tegang bahkan hingga ia membuka CD-nya. Ketegangan dalam diriku mungkin sedikit banyak tidak membantu dalam merangsang penis yang kumiliki. Lalu ia duduk di pinggir ranjang. Kali ini dengan sengaja ia meraih senjataku lalu dikocok-kocoknya dengan pelan tapi pasti. Sementara tanganku diperbolehkan meraba apa saja yang ada di tubuhnya. Setelah kocokannya mulai menampakkan hasil, ia pun menunduk dan mengarahkan penisku ke mulutnya. Dengan telaten ia menjilat, menghisap dan mengulum penis ajaibku. Wah.. hampir saja aku ingin ejakulasi. Tapi aku berusaha untuk menahannya sebab aku ingin mengetahui rasanya bila ia terus mengobok-obok penisku.

Ia lalu menyuruhku untuk mengubah posisi. Kini aku disuruhnya untuk menghisap klitorisnya, sedangkan ia dengan penuh semangat terus menghisap dan menjilat-jilat penisku. Karena tidak tahan menghadapi kuluman dan hisapan mulutnya, aku terpaksa harus melepaskan sesuatu yang seperti akan meledak dalam diriku. Dan benar.. "Crot.. crot.. crot.. crot.." Dengan derasnya maniku tertumpah di dalam mulut dokter itu. Entah sengaja atau tidak, Dokter Amy Yip tidak mau melepaskan penisku dari mulutnya. Wah..! Setelah semprotan maniku habis, dan penisku dibersihkan dengan tisu di tepi ranjang, kembali ia memberikan evaluasi terapi yang kujalani. "Lumayan.." katanya sambil melirik jam tangan. "Sepuluh menit lebih dua detik.. Bapak pasti akan sembuh.. Saya rasa pada terapi kita yang terakhir akan benar-benar terbukti bahwa kondisi ketahanan penis Bapak untuk tidak terlalu cepat berejakulasi saat berhubungan intim adalah normal-normal saja. Bagaimana, Pak.. apa Bapak mau melanjutkan terapi yang terakhir besok?"

Tentu saja aku mau melanjutkannya. Wong disuruh berhubungan intim dengan gratis saat terapi, siapa yang nggak mau? Aku pun kemudian mengiyakan sarannya itu. Seperti yang kuduga ternyata keesokan harinya Dokter Amy Yip tidak lagi mengenakan apa-apa di balik baju prakteknya. Aku pun segera membuka semua pakaianku. Lalu dengan ganas kuserbu tubuhnya yang sudah berbaring menantang di atas ranjang. Pertama kucium keningnya, lalu turun ke bibir, pipi, leher hingga payudaranya yang amat kenyal itu. Di sana kujilat dan kupelintir putingnya yang merah kecoklatan. Ia pun merem-melek. Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri. Kemudian kepalaku bergerak menuju pangkal pahanya. Di sana kembali kujilati bibir vagina dan klitorisnya. Kujulurkan lidahku ke dalam vaginanya sambil tangan kananku terus meremas-remas payudaranya.

Setelah beberapa menit, ternyata penisku sudah berdiri tegang dan mengeras. Tanpa menunggu diperintah lagi, kuarahkan penisku ke liang kewanitaannya. Dengan sekali sentak, masuklah penisku dengan mudahnya. Rupanya ia sudah tidak perawan. Tanpa susah payah aku terus menggenjot dan memompa penisku agar bisa benar-benar memuaskan dirinya. Saat itu aku lupa segalanya, terapi, isteriku yang sedang menunggu dengan harap cemas di Surabaya, pekerjaan di kantor yang menumpuk, dll. Pokoknya kesempatan ini tidak bisa dilewatkan. Sementara itu Dokter Amy Yip terus saja menggoyang-goyangkan pantatnya dengan lembut. Ia mencoba untuk mengimbangi serangan gencarku.

Sekitar lima belas menit berlalu. Dan tiba-tiba saja perasaanku seperti melayang. Aku merasakan kenikmatan luar biasa. "Aku ingin keluar, Dok.. sebaiknya di dalam atau.." tanyaku di tengah-tengah kenikmatan yang kurasakan. "Di dalam saja Pak.. biar nikmat.." jawabnya seenaknya. Rupanya ia pun akan mengalami orgasme. Dan benar, beberapa saat kemudian ia orgasme. Kemaluanku seperti disemprot dalam liang vaginanya. Sementara itu spermaku pun dengan derasnya mengalir ke dalam liang vaginanya. Aku pun akhirnya jatuh tertidur di atas tubuhnya. Ternyata dokter itu masih ingat bahwa apa yang kami lakukan adalah terapi. Ia segera melirik arlojinya dan segera membangunkanku.

"Lima belas menit sepuluh detik.. selamat Pak Kuntoro.. kondisi Anda kembali normal.. bahkan sangat normal.." ujarnya sambil mengenakan pakaiannya kembali dan menyalamiku. Aku yang baru saja keletihan melayani nafsu seksnya tentu saja tertegun. Lima belas menit? Wah hebat. Aku sembuh, Lilian! Aku sembuh! Hampir saja aku meloncat-loncat.

Setelah membereskan semuanya, aku pun segera pulang ke Surabaya malam itu juga. Betapa bahagianya aku sekarang. Pasti Lilian akan gembira menyambut kesembuhanku. Dan benar dugaanku. Saat ini sudah tiga bulan kejadian itu berlalu. Lilian pun mulai menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Menstruasinya sudah terlambat seminggu. Untung ada dokter seksi Amy Yip.

TAMAT

Welcome In Blogging Is My Life

Contoh Sliding Login Dengan JQuery

Disamping ini adalah contoh Sliding Login menggunakan JQuery. Login Form Disamping hanya Contoh dan tidak dapat digunakan layaknya Login Form FB, Karena Blog ini terbuka untuk umum tanpa perlu mendaftar menjadi Member

Tutorial Blog

Untuk membuatnya Silahkan : Klik Disini

Member Login

Lost your password?

Not a member yet? Sign Up!