Tampilkan postingan dengan label cerita dewasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita dewasa. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 Februari 2013

Perawan Yayan

Saat ini aku sedang kuliah semester dua di salah satu universitas swasta di selatan Jakarta. Ini kisah beberapa bulan lalu, sekaligus cerita pengalaman pertamaku melakukan hubungan seks. Hari pertama kuliah memang membosankan karena belum kenal teman-teman. Tetapi, dengan jarak satu baris, ada mahasiswi duduk tiba-tiba, dia terlambat sekitar 10 menit. Kemudian agak kulirik hati-hati bagaimana rupanya. Memang sih tidak terlalu cantik tetapi manis. Ditambah kulit coklatnya, rambutnya agak ikal, panjangnya setengah leher, belah tengah. Sejenak otak terpenuhi pikiran-pikiran kotor. Bajunya abu-abu dengan lengan biru dan agak ketat, jadi buah dadanya terlihat mancung. Perkiraanku sekitar 34A ukurannya.

Sekitar seminggu berlalu, tetapi aku belum juga kenal dengan cewek itu. Seminggu kemudian, saat aku sedang ngobrol dengan beberapa temanku (yang kenal dengan cewek itu), tiba-tiba dia menghampiri kumpulanku dan teman-temanku. Ngobrol, ngobrol, ngobrol, akhirnya dia duluan yang bertanya untuk berkenalan.
"Eh, elo namanya siapa..?" katanya.
Dalam hatiku, "Agresif nih kayaknya.. bodo ah, tancap aja..!"
Lalu kubilang, "Eldi."
Dia juga ngejawab, "Diya Hartiyan, panggil aja Yayan."
Akhirnya kami berkenalan juga.

Setelah aku merasa akrab dengannya, pikiranku mulai kembali pada pikiran-pikiran kotorku lagi. Bahkan lebih parah, ingin bersetubuh dengan Yayan. Setiap kali kulihat dada seksinya, batang kejantananku mulai tegang. Malah, kadang-kadang kalau sedang duduk di belakangnya, Yayan seringkali membangkitkan nafsuku dengan melepas ikat rambutnya dan menaikkan rambutnya hingga lehernya terlihat. Juga bibirnya yang sexy, yang mungkin terlalu enak untuk dicium dan dikulum. Nafsuku yang sudah meledak suka ingin membuatku melepaskan celana dan onani di depan wajahnya. Aku juga ingin memiliki fotonya buat bahan onani di kamar atau di kamar mandi. Tetapi berhubung nafsuku sudah kelewat batas, aku sering onani dengan bahan hanya menggunakan daya khayalku saja.

Yang membuatku bertambah nafsu, Yayan gampang sekali dirangkul atau dipeluk cowok. Kupakai kesempatan ini dengan memeluk bagian pinggangnya, apalagi Yayan malah menanggapinya dan membalasnya. Kemudian, pada saat ujian negara semester 1, wanita diharuskan memakai rok panjang semata kaki. Begitu kulihat Yayan, wuaih.. anggun sekali! Apalagi dengan tambahan belahan roknya yang hampir sedengkul. Ketika kebetulan dia duduk, kulihat pahanya yang ternyata tidak sehitam kulit bagian lainnya, melainkan lebih coklat muda, hampir putih. Batang kejantananku kembali terangsang. Sesampainya di rumah, aku melakukan onani lagi.

Lalu, inilah saat-saat yang mengejutkan. Setelah midtest semester dua, salah seorang temanku ingin main ke rumahku yang juga mengajak beberapa teman-teman lainnya. Kebetulan orangtuaku sedang tidak ada di rumah. Bagian yang paling mengejutkan dan membuat nafas memburu adalah Yayan ikut juga ke rumahku. Hari itu Yayan memakai kemeja yang agak memperlihatkan bagian pusarnya. Di rumah aku mencoba biasa saja dan berusaha menutupi nafsu birahiku. Tidak lama Yayan ingin ke kamar mandi. Karena rumahku bertingkat, dan kamar mandi atas lagi rusak (airnya tidak jalan), kuantarkan Yayan ke kamar mandi bawah (sementara teman-teman lainnya di atas main Play Station) sambil mencoba menstabilkan nafas yang memburu melambangkan orang penasaran.

Sejenak aku berpikir, "Terlalu nekat nih.. tapi, kapan lagi..?"
Akhirnya kuputuskan untuk memberanikan diriku. Aku pura-pura menjelaskan bagian-bagian kamar mandiku kepada Yayan.
"Yan, ini showernya, ati-ati lho nyemprotnya kencang, trus WC-nya.. udah bisa kan..?"
Tidak lama kemudian kulakukan niat gilaku.
"Emm.. Yan..!" aku bertanya agak gemetaran sambil melihat tangga.
Yayan menjawab, "Apaan sih..? Ada apa..?"
"Ehmm.. Gue.. boleh..," Yayan langsung memotong, "Apaan sih..! Boleh apaan..?"
"Gue boleh cium elo, nggak..?"
Batinku berkata, "Kok kayak anak SMP yah..? Tapi, bodo amat lah..!"
Yayan agak tertegun, "Hah..! Ee.. emm.."
Entah adrenalin dari mana yang datang, tiba-tiba kupegang pinggang kanannya sambil menarik Yayan ke pelukanku. Yayan terlihat tidak berdaya, hanya agak mendesah. Langsung saja kucium perlahan bibir seksinya itu.

Awalnya bibir Yayan hanya diam saja, terkadang agak membuka lebar. Namun setelah agak lama, Yayan mulai memejamkan matanya dan langsung melingkari kedua tangannya di leherku, lalu membalas ciumanku ditambah jilatan di ujung bibirku. Sesekali Yayan juga mengulum lidahku dan agak digigit.
Aku mendengar desahan Yayan, "Ehmm.. eehh.. mm.." mungkin karena menikmati kulumannya.
Lalu Yayan yang mulai agresif, mendorongku ke tembok sambil membuka bajuku. Terpikir olehku, seperti di film saja. Setelah bajuku lepas, Yayan melemparkannya ke lantai dan menjilati dadaku, lalu turun menjilati bulu daerah pusarku. Bukannya geli yang kurasakan, tetapi justru menambah kencangnya ereksi batang kemaluanku. Lalu kubalas lagi melucuti kemejanya. Terlihat buah dadanya yang bulat sexy.

Sambil meneruskan ciuman mautku, kulepas kaitan BH-nya. Kulempar BH-nya ke lantai dan mulai menghisapi buah dada Yayan.
"Aghh.. ahhgghh.., Di.. aahh..!" Yayan terlihat berkeringat dan mengeluarkan desahan.
Beruntung pintu kamar mandi sudah kututup rapat. Puting Yayan kubasahi dengan ludah dan kujilati kembali. Yayan juga sesekali menjambak rambutku dan menjilati daun telingaku. Setelah lama bermain pada puting payudaranya, kulepaskan celana panjang dan celana dalamku. Kemudian aku menyender di tembok sambil memegangi batang kejantananku yang sudah berdiri tegang dan agak berurat. Yayan tidak mulai memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya, tapi malah memainkannya dengan sedikit kocokan. Serentak dengan masuknya batang kejantananku ke mulut Yayan, aku merasakan ada semacam getaran listrik di daerah pinggul dan selangkangan.

"Eghh.. Yan.. ehhgghh..!" aku juga mendesah karena enaknya hisapan Yayan.
Sesekali Yayan juga meludahi ujung batang kemaluanku dan menjilati pinggirnya. Akhirnya, kuajak Yayan untuk melakukan persenggamaan.
"Ehh.. Yan.. gue masukkin yahh.. hh..!" sambil nafasku naik-turun.
Tanpa banyak bicara kecuali sedikit desahan, "Eughh.. ehh.." Yayan langsung mendorongku ke dudukan WC, sehingga aku terduduk dan Yayan duduk di pangkuanku setelah melucuti celananya.
Wajahnya menghadap ke arahku. Yayan sendiri yang mengarahkan batang kemaluanku ke lubang vaginanya.

"Esshhghh.. emmhh..!" Yayan mendesah namun seperti tertahan.
Wajahnya terlihat agak merah. Dari situ kuketahui kalau dia sepikiran denganku. Tidak ingin suaranya kedengeran. Akhirnya aku melakukan persetubuhan untuk pertama kalinya. Setelah Yayan menusukkan batang kejantananku ke liang senggamanya, aku merasakan ujung batang kejantananku menabrak dan mendorong sesuatu. Nampaknya selaput daranya tertekan.
Batinku berkata, "Yess.. Yayan masih perawan."
Yayan mencoba mengayunkan badannya ke atas dan bawah.

Kugoyangkan juga badanku ke atas dan ke bawah. Kurasakan selaput Yayan sudah robek. Mungkin nanti akan terlihat noda darah. Goyangan Yayan semakin kencang. Sekujur tubuhnya terlihat kucuran keringat. Bagitu juga badanku, terutama bagian leher. Kuusapi keringatnya dengan tanganku sambil mengelus tubuh seksinya, juga kutempelkan badannya ke badanku. Karena aku takut tutup WC-nya jebol, kuangkat Yayan dengan batang kejantananku masih menancap, dan kutiduri Yayan di lantai. Untung lantainya belum basah, jadi masih bersih. Kukangkangkan kedua kakinya, kutempelkan di pinggang dan kupegangi. Goyanganku kini maju mundur.

"Aghh.. aah.. Di.. a.. ayo.. Di..!" Yayan kembali mendesah sambil memanggil namaku.
Kembali aku merasakan adrenalin aneh merasukiku. Biasanya senafsu-nafsunya aku onani, paling cepat hanya 5 menit. Karena di kamar mandiku ada jam dinding, kulihat sudah hampir 10 menit sejak ciuman pertamaku itu, aku belum juga mencapai klimaksnya. Kalau onani pasti sudah keluar dari tadi. Akhirnya, Yayan ejakulasi duluan. Di sekujur batang kemaluanku kurasakan cairan hangat dari vaginanya. Kocokanku masih berlanjut, tetapi tidak lama. Aku merasa juga sudah ingin segera mencapai orgasmeku. Karena takut keluar di dalam, segera kucabut batang kejantananku. Aku bermaksud untuk memuncratkan spermaku di wajahnya.

Sambil kudekatkan batang kemaluanku ke bibir Yayan, kukocok sedikit lagi dengan telapak kananku yang sebagian dipenuhi oleh air mani Yayan. Kemudian ketika mau keluar, Yayan ikut memegangi batang kemaluanku.
"Crot.. crot..!" Spermaku membanjiri wajahnya.
Nampak seputar bibirnya dipenuhi sperma putih kental. Juga di pipinya, hidung, alis dan ada yang memuncrat hingga mengenai rambutnya. Sisa-sisa spermaku ditelan habis oleh Yayan.

"Aghh.. Di.. sperma loe banyak bangeetthh..!" Yayan mencoba berbicara sambil masih mengocok batang kejantananku dan membersihkan wajahnya dari lelehan cairan panas itu.
"Ghhahh.. ahh.. Yan.. capek nih gue..! Kuat juga elo..!" aku mencoba bercanda.
Yayan membalas, "Eughh.. ehh.. elo lagi.. kuat banget..!"
Akhirnya Yayan membersihkan bekas sperma yang membasahi sekitar wajahnya dan berpakaian kembali. Aku sepakat dengan Yayan untuk bilang kalau kami tadi lagi nelpon dulu, jadi agak lama naiknya, biar yang lainnya tidak pada curiga, dan Yayan menjawab setuju dengan ciuman.

Setelah melakukan persetubuhan itu, Yayan ke atas duluan, pura-pura tidak ada apa-apa. Begitu juga aku sehabis berbohong menelepon.

TAMAT

Birahiku Di Rumah Sakit

Saya adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Wajah saya biasa-biasa saja, tidak jelek juga tidak cantik.. lumayanlah. Umur saya 24 tahun, tubuh saya juga tidak terlalu proposional. Kakak saya sudah menikah semua dan saya baru saja melangsungkan pernikahan dua bulan yang lalu dengan laki-laki pilihan saya. Kami sangat bahagia sekali. Sebulan sesudah itu gejala-gejala kehamilan nampak dan saya positif hamil dengan usia kandungan 3 minggu. Suami saya tidak mengetahui kehamilan saya ini karena suami saya baru pergi ke Semarang untuk keperluan dinas yang ditugaskan oleh kantornya untuk waktu yang cukup lama, kurang lebih sekitar 4 sampai 5 bulan. Saya sempat protes keras karena kami baru saja melangsungkan pernikahan dan saya sedang menikmati keindahan seks yang selama ini saya bayangkan begitu enak dan sangat indah sekali dan memang itu semua terbukti, seks begitu enak, menyenangkan dan sangat indah sekali.

Kejadian ini terjadi ketika saya memeriksa kandungan saya ke dokter kandungan yang terkenal di kota saya. Saya tidak mengetahui kalau dokter itu adalah teman SMP saya, saya baru sadar ketika Hendra menyapa saya, "Maureen.. kamu Maureen kan..?" sapanya.
"Iya.." kata saya.
"Masa kamu lupa dengan saya.. saya ini Hendra", sahutnya lagi.
"Hendra.. mm.. ohh.. yah saya ingat kamu kan yang dulu sekolah di SMP*** (edited) itu bukan..?" jawabku.
"Iya bener sudah inget sekarang..?" katanya lagi.
"Iya.. iya.. hebat yah sekarang kamu sudah jadi dokter yang terkenal", kata saya lagi.

Singkat cerita saya sudah berbaring siap untuk di periksa dan Hendra pun sudah bersiap dengan sarung tangan karet dan peralatan lainnya yang tidak saya ketahui namanya. Hendra mulai memegang dan menekan-nekan perut saya, saya hanya merasa kegelian saja sampai suatu ketika Hendra menyentuh secara tidak sengaja ke payudara saya dan secara refleks tangan saya menepisnya, tampak wajah Hendra merah dan beberapa kali meminta maaf kepada saya.

"Tak.. apa-apa Hen saya tau kamu tidak sengaja", kata saya padahal saya sangat senang sekali karena sudah lama saya ingin berhubungan badan, sudah dua minggu saya tidak melakukannya. Lalu saya bertanya kepadanya, "Hen kalo misalnya dalam usia kandungan tiga minggu saya melakukan hubungan badan apakah tidak mengganggu janin dan keadaan saya..?" tanya saya. "Ohh.. tidak apa-apa asal tidak merasakan sakit dan rileks saja nikmati semuanya dan yang penting harus..(dia begitu menekankan kata harus) hati-hati sekali agar tidak menggangu janin", kata Hendra.

Lalu dia mulai melihat keadaan liang kewanitaan saya karena saya mengeluh sering keluar lendir putih, saya tahu ini bukan tempatnya, seharusnya saya ke dokter kulit dan kelamin tapi tidak apa-apa deh siapa tahu dia mengerti sedikit banyak tentang hal itu, sewaktu dia menyentuh liang kemaluan saya terasa sangat enak sekali, tiba-tiba saja keinginan untuk melakukan hubungan seks kembali menggebu dan ketika dia memasukkan alat yang saya tidak tahu namanya ke dalam liang senggama saya, terasa sangat enak sekali dan saya sempat mendesah sedikit entah terdengar apa tidak oleh Hendra.

Hendra mencabut alat itu dengan cepat saya tahan karena saya sangat menikmatinya dan saya mulai menggoyang-goyangkan tangan Hendra ke liang senggamaku, tampak wajahnya terheran-heran dan memerah, tampak juga keringatnya keluar. Lalu saya bertanya, "Hen kok.. mendadak kamu begitu tegang sekali, tolong Hen puaskan saya Hen, tolong soalnya saya sudah dua minggu tidak melakukannya.. kamu mau kan Hen.." tanya saya kepada Hendra, dia tidak menjawab hanya terdiam saja, tampak wajah merahnya dan keringatnya begitu deras.

"Hen.. Hen.. kamu tidak apa-apa..?" tanya saya.
Hendra mulai menjawab dengan tersendat-sendat, "Ti.. ti.. ti..dakk aa..ku tidak apa-apa..!" katanya tapi wajahnya yang tegang, keringatnya tidak dapat ia sembunyikan.
Lalu saya bertanya lagi, "Hen.. kamu mau kan puaskan saya, saya ingin sekali Hen.. saya sudah lama tidak melakukannya", pinta saya kepada Hendra, ia masih tersendat-sendat lalu berkata, "Tapi Reen.. saya tidak bisa", jelas Hendra, saya mulai melirik kejantanannya. Wah.. ternyata sudah tegang, lalu saya remas-remas untuk memberinya rangsangan. Hendra mulai menikmatinya dan dia pun mulai berani menggoyangkan tangannya di liang kewanitaan saya, sayaa pun mulai mendesah karena merasa enak dan melayang.

Hendra mulai mencium saya dan lidah kami saling hisap lalu saya buka reitsleting celananya dan baju dokternya saya buka. Hendra tidak terlalu susah saat membuka baju saya karena baju saya telah dibuka oleh Hendra sebelumnya sewaktu memeriksa saya tadi, tinggal membuka bra saya saja, yang tidak saya sangka Hendra sudah membenamkan wajahnya di liang kewanitaan saya. "Ohh.. ohh.. sungguh enaknya", desah saya, Hendra tampak asyik memainkan klitoris saya dan tangannya tidak ketinggalan memainkan puting dan payudara saya.

Setelah puas lalu giliran saya mengulum batang kemaluannya yang lumayan besar (kenapa saya sebut besar karena saya tidak mengetahui besarnya kemaluan pria, yang saya tahu hanya punya suami saya) mulai dari menjilat hingga menghisapnya. Hendra sangat menikmati sekali hisapan saya, yang terdengar hanya desahan nikmat, "Ssstt.. ahh.. emm.. ohh.. enak sekali Maureen enak.. kamu sungguh pinter sayang.. ohh.." tak ketinggalan tangannya memainkan liang kewanitaan dan puting susu saya, jempol dan jari telunjuknya memainkan klitoris saya sedangkan jari tengahnya masuk, karena makin lama semakin cepat Hendra memainkan jari tangannya, saya pun sudah mau keluar dan tak lama dari itu saya berteriak, "Hen.. ohh.. sstt.. saya keluarr.. Hen.. ohh enak sekali.." tanpa sadar saya menggit batang kemaluan Hendra karena saya bagai tak sadarkan diri, Hendra pun berteriak keras sekali, "Aaawww.. sakit", "Sorry.. sorry.. saya tidak sengaja", saya pun tak bisa menahan tawa saya.

Lalu kami melanjutkan kembali permainan seks kami. "Hen.. masukkan sekarang saja, saya sudah tidak tahan lagi.." lalu dengan bimbingan saya, saya mulai mengarahkan batang kemaluannya ke pintu liang kewanitaan saya yang sudah basah oleh cairan dan ludah Hendra itu hingga membuat liang kewanitaan saya licin. Lalu Hendra menempelkan kepala kemaluannya ke pintu kewanitaan saya yang tampak merah, dia mulai mengayunkan pantatnya ke depan tapi aneh sekali tidak bisa masuk entah karena terlalu licin atau memang punya Hendra terlalu besar, dia mulai membuka bibir kemaluan saya dengan kedua tangannya, dengan begitu lubang kewanitaan saya terbuka lebar dan dia mulai mengarahkan batang kemaluannya, dengan satu sentakan saja batang kemaluannya sudah masuk.

"Aduhh.. sakit Hen.." lalu Hendra mengambil sesuatu seperti cairan atau minyak, saya tidak mengetahuinya secara jelas dan Hendra pun mulai menggerakkan pantatnya maju mundur. "Ooohh.. uuhh.. hhmm.. sstt.." desahku. "Ayo terus sayang.. terus.. oohh.. kamu pinter.. Hen terus.. Hen.. terus sayang.. oohh.." Hendra pun kelihatannya tidak mau kalah, dia terus mendesah keenakkan, "Ooohh.. liang kewanitaan kamu masih sempit yah.. oohh.. enak sekali.. uuhh.. terus goyangkan pinggul kamu Reen.. terus sayang.. oohh.. sstt.."

Tak lama kemudian saya hendak keluar lagi. "Hen.. cepat.. Hen.. goyang lebih cepat lagi.. lebih cepat Hen.." dan, "Ooohh.. Hen.. saya keluuarr lagi.." saya mendesah panjang dan mengejang untuk beberapa saat sambil kakiku dilingkarkan di perutnya. Hendra pun mencabut batang kemaluannya dan bertanya pada saya, "Reen kamu sudah pernah melakukan anal belum..?" tanya Hendra. "Belum pernah.." jawab saya, "Habis kelihatannya sakit sich", lanjutku. "Ohh yah sudah nggak apa-apa kalau begitu kita rubah yah dengan dogdy style", bisiknya.

Lalu saya menungging dan Hendra mulai menusukkan batang kemaluannya dan sekarang ini kelihatannya Hendra tidak mengalami kesulitan untuk memasukkan batang kemaluannya, tampaknya Hendra sudah mau keluar karena goyangannya begitu cepat dan, "Ooohh.. aahh.. sstt.. uuhh.." Hendra pun menyemprotkan air maninya ke dalam liang kewanitaan saya, tak lama kemudian saya pun keluar untuk ketiga kalinya dan kami pun terkulai lemas bersamaan dengan datangnya kenikmatan yang tiada tara ini. Batang kemaluan Hendra masih terbenam di dalam liang kewanitaan saya.

Sesudah batang kemaluan Hendra mengecil saya melakukan kembali oral kepadanya, membersihkan sisa-sisa air mani dan cairan yang saya hasilkan dan kami pun berbenah diri sambil membersihkan diri. "Hen.. terima kasih yah.. kamu sudah memuaskan saya kamu hebat Hen." Hendra pun mengucapkan terima kasih kepada saya karena dia telah dipuaskan oleh saya. Hendra lalu menuliskan resep untuk saya, sewaktu saya hendak membayarnya dia menolak dengan alasan yang tadi itu sudah merupakan bayaran yang sangat mahal katanya. "Kalau begitu.. yah sudah", pikir saya. Saya pun pulang dan sewaktu saya melewati ruang tunggu ada beberapa pasien yang menunggu, rupanya tadi saya bercinta dengan Hendra cukup lama dan saya baru menyadarinya, "Ah.. cuek saja", pikir saya. Saya sering bercinta dengan Hendra sejak waktu itu tetapi sesudah suami saya pulang saya tidak pernah bercinta lagi dengannya.
Jika dari para pembaca ada yang ingin berkenalan silakan kontak saya.

TAMAT

Kenikmatan Liang Surga Sonia

Cerita ini terjadi waktu aku datang ke wisudanya di Manggala Wana Bakti, nah setelah selesai di wisuda ceritanya aku dan dia itu ke tempat kostnya di daerah Palmerah. Nama temanku Tina (sudah disamarkan). Secara garis besar dia adalah seorang gadis yang cantik dengan ukuran dada 36B, lalu dengan tinggi 159 cm dan berat 48 kg, dan rambut hitam legam sepundak, memang 2 tahun lebih tua dari aku, aku kenal sama dia pas waktu dia mengulang salah satu mata kuliah di semester 2 sejak itu aku cukup akrab dengan dia, dan dia adalah satu-satunya orang yang tahu pengalaman misteriusku dengan Vita. Tina adalah anak seorang pengusaha sukses di Bali, tapi karena dia ingin sekali kuliah jurusan komputer di Jakarta, akhirnya dia kost di dekat kampus, karena memang Tina tidak mempunyai keluarga di Jakarta

Sesampainya di tempat kostnya terus terang aku kagum banget karena rumah kost Tina itu bagus banget, memang sih Tina pernah bilang tempat kostnya tuh mahal sekali satu bulan bayarnya sekitar 600.000-an tapi aku tidak menyangka bahwa rumah kostnya sebagus ini, soalnya biasanya dimana-mana tempat kost identik dengan rumah sederhana, tapi kali ini ternyata aku melihat sebuah rumah kost yang megah. Akhirnya terpaksa aku menyudahkan lamunkanku karena aku mendengar teriakan 3 orang wanita, yang ternyata teman kostnya Tina, setelah itu aku dikenalkan Tina dengan ketiga teman kostnya itu. Nama ke tiga anak kost itu ada Silvi, Anna, Sonia. Silvi adalah seorang wanita yang aku perkirakan berusia sekitar 23 tahun, cukup cantik dengan rambut ikal sebahu. Anna seorang wanita berusia 22 tahun, mahasiswi tingkat akhir di kampus yang sama dengan aku dan Tina, walaupun tidak terlalu cantik tapi dada dan pantatnya terlihar padat dan menantang lalu Sonia seorang wanita yang berusia 24 tahun dan terlihat paling cantik diantara Silvi dan Anna.

Singkat cerita akhirnya kami berlima pesta pora merayakan wisuda Tina, memang aku sempat tanya ada berapa anak kost di rumah ini menurut mereka ada 5 orang semuanya wanita tapi yang satu sekarang sedang pulang ke kampung halamannya. Lalu aku juga sempat tanya dimana majikannya, lalu kata mereka majikannya ada di Canada, dan segala keperluan rumah sudah diserahkan kepada seorang pembantu rumah tangga yang sengaja disiapkan disana.

Lalu disela-sela obrolan kami, aku sempat melihat ada seorang gadis yang berusia sekitar 21 tahun keluar dari dalam, aku pikir ini juga anak kost disini karena dia terlihat amat cantik hanya bedanya kecantikan gadis yang baru kulihat ini lebih alami dan natural. Dan rupanya Tina melihatku sedang memperhatikan gadis itu sehingga dia berkata "Hei Tom, sudah donk masa lu ngeliatin si Susi saja", "Oh, jadi dia namanya Susi toch, apa dia juga anak kost disini?" tanyaku. Eh mereka semua malah pada senyum, lalu Sonia bilang "Tommy.., Tommy.., sudah aku bilang disini cuma ada 5 orang plus 1 pembantu, dan sekarang teman kami yang satu sedang pulang kampung!". "Jadi artinya Susi itu pembantu kalian donk", potongku dan mereka semua menjawab serempak "Pinter", dan setelah itu mereka mengolok-ngolokku, karena menurut mereka aku tuch naksir sama Susi.

Lalu mungkin gara-gara itu kami jadi ngelantur bercerita tentang Susi, dan akhirnya mereka berempat mengajakku taruhan bisa tidak aku mengajak Susi yang masih virgin dan tidak pernah pergi sama laki-laki itu ML denganku. Aku sempat bilang lu orang pada gila yach, tapi karena aku diolok-olok dan dikatain chicken, dll akhirnya aku sanggupin juga dech untuk mencobanya, lalu aku bilang "Tapi dengan syarat lu orang harus membantu rencanaku, dan kalau aku berhasil taruhannya apa donk?" dan akhirnya setelah mikir sejenak Sonia bilang "Kalau kamu berhasil kamu boleh minta apa saja", "Oke.." jawabku.

Lalu aku bilang, "Aku punya rencana begini, nanti aku pura-pura sakit dan tidur di kamar Tina, terus lu suruh dia tolong kerokin aku, lalu pas lagi di kerokin aku akan suruh dia nyalahin VCD yang tentu saja isinya film bokep". Dan akhirnya Tina dan Sonia yang menuju ke dalam mencari Susi, sedang aku Anna, dan Silvi menuju ke kamar Tina, disana aku tiduran sambil pura-pura pakai balsem, dan seperti orang masuk angin. Tidak beberapa lama kemudian, aku lihat Susi dan bersama Tina dan Sonia, lalu akhirnya mereka berempat keluar tinggal aku dan Susi berdua di kamar. Lalu aku dengar ada suara yang sangat lembut menyapaku "Ada apa Mas?", lalu dengan gugup aku menyahut "Nggak nich Mbak, saya sepertinya masuk angin, bisa minta tolong kerokin nggak yach?". "Boleh Mas", jawab Susi lagi, lalu dia mengambil minyak kayu putih dan uang logam seratusan, dan dia menyuruh aku membuka baju lalu dia mulai mengeroki badanku. Dan seperti rencanaku akhirnya aku meminta tolong padanya mengambilkan remote, lalu aku menyalakan TV dan VCD.

Dan setelah menyala, langsung dech terlihat adegan syur di TV, dan aku merasakan seketika itu juga uang logam yang dipegang Susi jatuh ke lantai, lalu aku bilang ke Susi. "Sus, maaf yach saya mau nonton film ini soalnya besok pagi sudah harus dikembaliin, kamu nggak 'pa-'pa kan yach?". Lalu dengan gugup aku lihat dia bilang "Nggakk pappaa kok, Mas", lalu aku tanya lagi "Kamu pernah nonton film beginian Sus?", "Dan dia bilang belum pernah, Mas", lalu aku lihat dia mengambil duit logam dan kembali mengerokiku dan aku kembali menikmati adegan syur di depan mataku, tapi lama kelamaan aku merasakan kerokan Susi semakin melemah dan nafasnya kian memburu dan lalu aku pikir ini adalah saat terbaik untuk memulainya, lalu akhirnya tanganku mulai menyentuh pahanya, dan karena tidak ada reaksi menolak lalu tangan aku mulai semakin naik dan akhirnya sampai di payudaranya dan lagi-lagi dia diam, lalu aku langsung balik badan dan langsung memeluk dan menciumnya, dan karena dia masih virgin dia agak lama baru membalas ciumanku, dan walaupun tampak kaku, aku merasakan kenikmatan tersendiri, setelah itu aku mulai perlahan-lahan membuka kaos dan roknya, dan lalu aku mulai meremas-remas payudaranya yang hanya dilapisi oleh BH warna krem, dan aku lihat dia tuch meringis kenikmatan, dan setelah puas bermain di payudaranya tanganku segera kebawah dan meraba-raba CD-nya yang sudah basah, lalu aku mulai mengesekkan jariku perlahan-lahan dan aku lihat dia tuch semakin menggelinjang kenikmatan, setelah itu aku membuka CD-nya dan kemudian mulai menjilat-jilat liang kewanitaannya, dan mencari clitnya.

Dan sewaktu lidahku bermain di dalam liang kewanitaannya tanganku kembali bergerak ke atas dan membuka BH-nya dan bermain di atas payudaranya 15 menit kemudian, aku sudahi permainanku di liang kewanitaannya, dan aku-pun mulai mencopot kemeja dan celanaku di depan Susi, dan mungkin karena tidak tahu apa yang harus dilakukannya Susi diam saja, dan pas aku menurunkan CD-ku, Susi berteriak kecil "Ahh.." dan aku jadi kaget, dan aku bilang "Ada apa Sus?", dan dia bilang "Saya ngeri ngeliat barang Mas". Dan lalu dengan senyum aku bilang tidak apa-apa, lalu aku bawa tangannya ke penisku, dan lalu dengan malu-malu dia memegang penisku dan mengocoknya pelan-pelan. Dalam hati aku berkata wah nich anak pinter juga, baru sekali nonton BF tahu apa yang harus dilakukannya.

Dan tidak beberapa lama kemudian aku suruh dia mengisap penisku, tapi mula-mula dia bilang nggak mau karena geli tapi karena terus di paksa akhirnya dia lakukan juga. Dan untuk seorang pemula hisapan Susi cukup hebat (walaupun tidak sehebat Vita), setelah puas aku lalu menyuruhnya udahan dan kemudian aku bersiap-siap untuk memasukkan penisku ke liang senggamanya, dan sesampainya di depan liang kenikmatannya dia langsung bangun dan bilang "Nggak boleh donk Mas kan saya masih perawan". Dalam hati aku berkata sial nich cewek bisa kalah dech aku, tapi akhirnya aku nggak kehabisan akal lalu perlahan-lahan aku bilang kalau dia nggak mau yach sudah saya nggak masukin semua hanya ujungnya saja dan itu nggak merusak selaput daranya. Akhirnya dengan perjuangan keras aku diijinkan untuk memasukkan kepala penisku di liang surganya, dan lalu aku mulai memasukkannya perlahan-lahan. Dan seperti dugaanku liang senggamanya amat sempit sehingga aku agak menemui kesusahan memasukkan kepala penisku.

Dan setelah masuk aku mulai menarik dan memasukkannya perlahan-lahan, dan seperti dugaanku Susi keenakan, dan dia lalu berkata "Mas masukkin semua donk masa kepalanya doank!" lalu dengan pura-pura bodoh aku bilang "Kata kamu kepalanya saja, tapi lalu dia bilang "Nggak 'pa-'pa dech Mas ayo donk cepat Mas!". Akhirnya aku memasukkan sisa penisku ke liang kewanitaannya. Setelah masuk aku mulai menggoyangkannya, beberapa menit kemudian aku menarik penisku dan menyuruh dia nungging dan aku melakukannya dengan posisi dog style, sekitar 10 menit kemudian aku dengar Susi bilang "Mas kok saya tiba-tiba mau pipis sich yach?" terus aku bilang "Kalau itu bukan pipis tapi tandanya kamu hampir orgasme". Dan aku suruh dia tahan sebentar karena aku juga sudah mau keluar dan 3 menit kemudian aku keluar barengan dengan dia.

Setelah itu aku dan dia jatuh ke ranjang, dan aku sempat lihat spermaku yang berceceran di lantai beserta beberapa bercak darah, setelah itu aku bilang terima kasih ke dia, dan dia lalu keluar kamar dan aku pun ke kamar mandi untuk membersihkan badanku yang penuh dengan keringat.

Setelah aku selesai mandi, aku lalu keluar kamar dan aku nggak menemui Tina, dan ketiga kawannya di ruang depan, dan aku sempat clingak-clinguk dech nyariin mereka, dan tiba-tiba aku dengar ada suara yang memanggilku dari arah sebelah kiriku, "Tom, sini donk Tom, kita juga mau ngerasain barang kamu donk". Spontan aku menghadap ke asal suara tersebut dan aku lihat Silvi yang sudah berada dalam keadaan polos memanggilku di muka pintu kamarnya. Langsung dech adikku yang tadinya sudah kembali tidur tegak lagi, dan segera aku menyamperi Silvi yang memang sudah menungguku, sesampainya di dalam kamar aku sampai kaget melihat ternyata di dalam kamar itu bukan hanya terdapat Silvi saja tetapi juga ada Tina, Sonia, dan Anna, hanya mereka bertiga masih berpakaian lengkap. Aku bilang ke Tina, "Tuch kan Tin, aku berhasil kan naklukin Susi" Iya dech Tom, kita percaya sekarang". Setelah itu aku langsung bilang "Ayo sekarang aku minta hadiahku". Lalu jawab mereka "Eloe minta hadiah apa?". Langsung dech otakku mikir minta apa yach, terus aku bilang "Aku pengen tidur bareng kalian bertiga sekaligus", dan reaksinya mereka berempat langsung teriak "Yes, siapa takut memang itu kok yang kami harapkan", lalu Silvi sempat nambahin, "Tahu nggak Tom, kenapa aku bugil supaya lu nafsu lihat aku dan minta ML sama aku ternyata siasat aku berhasil, lagian tadi kan pas lu ML sama Susi kita pada ngintip lho", dan aku langsung dech berpura-pura terkejut padahal sich aku tahu kok he he he, tapi aku diam saja sok cool.

Setelah itu Anna, Tina dan Sonia mulai striptease di depanku sambil perlahan-lahan membuka bajunya satu persatu sampai mereka semua benar-benar bugil, dan akibatnya adikku yang memang dari tadi sudah bangun jadi semakin tegak, dan setelah mereka selesai dengan baju mereka sendiri mereka dengan ganas langsung menyerbuku, dan dengan penuh nafsu birahi, mereka mempreteli baju dan celanaku satu demi satu, dan ketika celana dalamku diturunkan mereka sempat terpesona melihat barangku, lalu tiba-tiba Tina menunduk dan langsung menjilat-jilat penisku sementara Anna langsung mengarahkan liang kewanitaannya ke mulutku yang langsung saja kusambut dengan jilatan-jilatan di sekitar liang kewanitaannya, sementara itu tanganku menggerayangi payudara Sonia, sementara itu pula Sonia menjilat payudara Silvi, lalu kami saling berganti-ganti posisi, setelah puas dengan gaya tersebut aku mulai bangkit dan mula-mula aku mengarahkan penisku ke arah liang kewanitaan Tina, dan sumpah aku menemui kesulitan untuk memasukkan penisku tersebut tapi dengan upaya keras akhirnya aku berhasil untuk memasukkannya, setelah beberapa lama aku dengar Tina merintih dengan keras dan akhirnya dia orgasme, lalu kucabut penisku dari liang senggamanya, dan aku sempat lihat ada bercak darah di penisku, dan aku sempat tanya "Tin, lu masih virgin yach?" dan Tina menjawab katanya "Kami berempat masih virgin Tom", busyet aku hoki benar dalam semalam dapat 5 cewek masih virgin semua.

Lalu aku mulai mencoba memasukkan penisku ke liang kewanitaan Silvi, kali ini aku lebih pelan-pelan dan santai, walaupun sulit tapi tidak sesulit sewaktu aku memasukkan penisku ke liang kewanitaan Tina, mungkin karena penisku sekarang sudah basah, dan kulihat liang kewanitaan Silvi pun sudah sangat basah, lalu aku kembali memaju mundurkan pantatku, sekitar 10 menit aku merasa bahwa spermaku akan segera keluar, lalu aku langsung menurunkan tempo goyanganku, dan segera aku mulai mengalihkan permainanku ke arah payudara Silvi, setelah beberapa lama aku kembali mulai mempercepat goyangan pantatku, tapi itupun tak bertahan lama karena 5 menit kemudian aku sudah ingin mengeluarkan sperma lagi, sebetulnya ingin aku tahan tapi karena aku kasihan sama Silvi orgasmenya tertunda melulu, terpaksa aku malah mempercepat laju permainanku dan 3 menit kemudian aku bilang sama dia "Aku sudah mau keluar nich, aku keluarin di dalam atau di luar?". Lalu dia jawab "Di dalam saja". Akhirnya aku dan dia keluar secara bersamaan.

Setelah itu aku merebahkan diri ke tempat tidur, tapi baru sepuluh menit aku tiduran aku merasakan barangku saja yang dijilat-jilat, dan ternyata aku lihat kali ini Anna yang menjilat-jilat barangku, akhirnya adikku bangun lagi dech dan aku langsung melepas barangku dari mulutnya dan langsung mengarahkan barangku ke kemaluannya, dan kali ini aku kembali menemui kesulitan, karena liang kewanitaan Anna benar-benar sempit, dan kecil, penisku sampai perih rasanya, akhirnya dengan sedikit paksaan aku berhasil juga memasukkan barangku ke dalam liang surganya, sekitar 15 menit kemudian Anna teriak Tom, aku mau orgasme nich, dan aku langsung bilang "Tunggu donk aku juga sudah mau orgasme nich". Akhirnya aku mempercepat pola permainan, dan akhirnya aku keluar barengan dia di dalam liang senggamanya. Setelah itu aku langsung tiduran lagi, tapi aku liat kali ini Sonia menyamperi aku dan bilang "Tom giliran aku kapan?" "terus aku bilang besok saja yach aku cape nich". Tapi sebagai jawabnya dia malah merenggut dan langsung mengocok-ngocok barangku, dan secara perlahan barangku kembali bangun, setelah bangun secara maksimal, Sonia lalu berdiri dan duduk tepat diatas barangku sambil tangannya perlahan membuka bibir kemaluannya, dan aku merasakan perih di sekitar barangku, karena Sonia memasukkannya dengan agak keras, setelah itu dia mulai mengoyang-goyangkan pantatnya naik turun sambil sesekali dia mengoyang-goyangkannya ke depan dan ke belakang, karena merasa nikmat sekali nggak sampai 10 menit aku merasa aku sudah mau orgasme, dan aku bilang ke Sonia "Son, aku sudah mau orgasme nich", dan sebagai jawabannya dia mencabut barangku dan mengulum kembali barangku dan akhirnya aku memuntahkan spermaku di mulutnya dan kemudian diminum semua oleh Sonia "Obat awet muda katanya" Dan aku sich tersenyum saja mendengarnya.

Nggak lama kemudian aku tidur bersama mereka berempat dalam keadaan bugil. Sekitar Jam 7 pagi aku bangun dan menuju kamar mandi untuk mandi karena terus terang badanku lengket semua keringatan. Lalu aku mulai mandi dan menyabuni penisku, mungkin karena terkena tanganku eh adikku malah bangun lagi, dan ketika itu pintu kamar mandi terbuka, lalu aku lihat Tina masuk ke dalam, dan kaget "Gila lu Tom, mau onani yach, ngapain Tom, sayangkan lu buang gitu saja, mending buat aku, lalu setelah itu Tina nyamperin aku dan mulai memain-mainkan barangku sebentar lalu dia mulai mengulum penisku, sekitar 15 menit dia mengulum penisku, sampai akhirnya aku mengeluarkan spermaku di dalam, dan kemudian diminum seluruhnya oleh Tina, nggak beberapa lama kemudian dia malah nungging dan minta di fuck dengan posisi doggy style, tadinya aku sudah mau nolak dan jelasin bahwa sebenarnya aku lagi bersihin barangku bukan onani, tapi karena nafsu lihat pantat mulus akhirnya aku masukin juga barangku ke liang kewanitaannya, dan kali ini aku nggak sesulit sewaktu memasukkan barangku tadi malam, dan setelah puas dengan doggy style dia malah minta fuck dengan gaya monyet, dimana aku ngefuck sambil ngegendong dia, yach sudah dech akhirnya aku lakukan juga permintaan dia, 5 menit kemudian aku merasa bahwa aku mau orgasme, dan dia bilang "Yach sudah Tom keluarin di dalam saja, aku pengen ngerasain sperma kamu kok" Akhirnya aku keluarin juga dech spermaku di dalam liang kewanitaannya, lalu setelah itu kita malah mandi bersama dan sekitar pukul 9 pagi aku balik ke rumah dan tidur sampai malam.

TAMAT

Dr.Amy Terapis Sex Ku

Kata orang, akulah orang yang paling bahagia di dunia. Bayangkan tinggal di Surabaya yang disebut-sebut merupakan kota besar kedua di Indonesia dengan uang banyak, memiliki puluhan perusahaan dan cabang-cabangnya di seluruh Indonesia, isteri cantik dan sexy, dan semua orang mengenalku dengan baik. Tapi dalam hati kecilku, aku merasa ada sesuatu yang kurang. Setelah menikah kurang lebih 3 tahun, kami belum dikaruniai anak. Memang kelemahannya ada pada diriku. Walaupun aku ganteng dan berbadan tinggi besar dan tegap, aku selalu mengalami kegagalan saat berhubungan intim dengan isteri. Ya, sekitar dua tahun sebelum kami menikah, aku mengalami kecelakaan lalu lintas. Motorku ditabrak dari belakang oleh sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi dan berusaha mendahului motor yang kukendarai. Saat itu ternyata ada mobil yang muncul dari arah berlawanan, sehingga untuk menghindari "adu kambing" truk itu membanting stir ke kiri dan menabrak motorku. Aku terjungkal dan terbanting ke aspal di siang bolong. Untunglah aku tidak cedera. Hanya kedua tanganku sedikit tergores dan pantatku sakitnya bukan main. Rupanya aku jatuh terduduk di pinggir jalan aspal dekat trotoar jalan. Seorang bapak yang ikut menyaksikan kecelakaan itu segera memapahku berdiri dan membawaku ke rumah sakit terdekat. Sejak itu, jika aku berhubungan dengan Lilian, isteriku, aku selalu tidak dapat melaksanakan tugasku dengan baik. Penisku tidak bisa berdiri. Kadang bisa berdiri tapi sebentar belum juga masuk dengan pas.. eh.. sudah menyemprotkan cairan mani.

Beberapa dokter telah kudatangi. Tapi kesembuhanku belum juga muncul. Tadinya muncul ide agar aku mencoba-coba untuk "jajan" di lokalisasi. "Ah.." pikirku lagi, "Nanti malah kena AIDS atau HIV. Lebih repot lagi kan?" Nah, suatu hari aku mendengar dari teman karibku, Hartono, bahwa di Jakarta katanya ada seorang dokter spesialis yang bisa menyembuhkan kelainan-kelainan seks dengan biaya terjangkau dan tanpa efek samping. Lalu dengan persetujuan isteriku, aku pun mengambil cuti selama seminggu untuk berangkat ke sana. Karena punya sanak famili yang tinggal di bagian barat Jakarta, aku pun tanpa kesulitan menemukan dokter yang kucari. Tempat prakteknya ternyata terletak di lantai 18 sebuah apartemen mewah di pusat kota. Aku tadinya merasa deg-degan dan agak malu untuk naik ke sana. Bagaimana kalau dokter itu menyarankan yang tidak-tidak kepadaku? Lalu.. apakah hasilnya akan maksimal seperti yang kuharapkan? Berbagai pertanyaan lain terus saja bergema dalam hati kecilku. Namun bila kuingat raut wajah Lilian yang cemberut dan penuh kekecewaan bila penisku tidak bisa tegang atau baru masuk ke permukaan vaginanya, aku sudah ejakulasi.. wah.. lebih baik aku mencoba saja ke sana deh, siapa tahu ada mujizat yang terjadi. Benar kan?

Saat aku sampai di ruangan kantor yang amat mewah itu, kulihat seorang gadis cantik yang masih berumur sekitar 22-23 tahun sedang menulis sesuatu dan kemudian memandangku dengan ramah.
"Mau ikut terapi, Pak?" ia bertanya dengan seulas senyum di bibirnya yang mungil.
"Ya, maaf.. Dokternya ada?" tanyaku ragu-ragu.
"Hari ini kebetulan Dokter Amy Yip sedang tidak ada pasien.." ujarnya.
"Dokter Amy Yip.. Kok kayak nama bintang film mandarin sih, Mbak.. apa ia berasal dari Hongkong?"
"Betul sekali.. Memang namanya Yip Chi Mei, ia seorang dokter spesialis terapi seksual asal Indonesia lulusan Hongkong Medical College.. dan ia lebih suka dipanggil dengan nama Dokter Amy Yip." katanya memberi penjelasan.

Setelah mengisi formulir yang berisi data-data pribadi, aku langsung diantar ke tempat prakter dokter itu. Gadis yang belakangan kuketahui bernama Sally itu kemudian mengetuk pintu ruang praktek Dokter Amy Yip. Pintu pun dibuka dari dalam. Benar saja dugaanku. Di sana berdiri seorang wanita cantik mengenakan blazer hitam dan berumur sekitar 30 tahun. Ia berambut ikal sebahu. Oh ternyata ini dokternya!

"Maaf Dok.. ini ada Bapak Kuntoro dari Surabaya ingin ikut terapi.. ini data-data lengkapnya." ujar Sally sambil memberikan formulir yang sudah kuisi dan mempersilakan aku masuk ke kantor itu. Sally pun berjalan kembali ke meja kerjanya di depan ruangan itu.
"Silakan masuk, Pak.." ujar dokter cantik itu.
"Baik, terima kasih." jawabku singkat.

Setelah kami duduk di dalam ruang praktek itu, Dokter Amy Yip kemudian mulai menanyakan beberapa hal yang amat pribadi padaku. Karena kupikir ia seorang dokter yang harus tahu benar keadaan dari kehidupan seks rumah tanggaku, aku pun membeberkan semuanya. Salah satu pertanyaannya adalah, "Kira-kira Bapak bisa tahan berapa lama dalam berhubungan intim dengan isteri?" atau, "Gaya apa yang paling Bapak sukai bila berhubungan dengan isteri?"

Mendengar semua jawabanku, ia pun mengangguk-angguk tanda mengerti. Lalu dengan sorot mata tajam ia memandangku serta berkata, "Pak Kuntoro, saya rasa sebaiknya kita bisa mengadakan terapi seks sekarang juga. Di sebelah sana ada ranjang yang bisa Bapak gunakan untuk itu.. Di sana saya akan menguji ketahanan Bapak untuk tidak berejakulasi selama beberapa menit.. kalo memungkinkan nanti kita bisa berhubungan badan guna proses penyembuhan lebih lanjut. Gimana Pak.. apa Bapak setuju?"
"Wah.. ini toh yang namanya terapi seks. Kalau begini sih pasti aku mau sekali," pikirku dalam hati.
Tanpa pikir panjang lagi aku menyahut, "Baiklah.. Terserah Dokter saja, gimana baiknya.."
Dalam pikiranku tiba-tiba muncul bayangan gimana kira-kira bentuk tubuh Dokter Amy Yip ini nanti kalau ia telanjang. Pikiran seperti ini langsung saja membuat penisku tiba-tiba menegang dan keras.

Kemudian kami berjalan menuju ranjang terapi yang dimaksud. Setelah aku duduk dengan bersandarkan bantal, dokter cantik itu duduk dengan santai di hadapanku. Ia kemudian dengan sengaja membuka semua baju luarnya. Akhirnya yang tertinggal hanya BH dan celana dalamnya. "Pak Kuntoro, silakan Bapak meraba-raba saya.. terserah Bapak mau meraba bagian tubuh saya yang mana.. nanti kita lihat berapa menit waktu yang Bapak perlukan untuk ejakulasi.." perintahnya. Tentu saja aku mau melakukannya dengan senang hati. Wong yang di depanku, tubuh dokter itu begitu mulus dan putih. Payudaranya saja begitu menonjol ke depan. Mungkin ukuran 38B, seperti hendak meloncat keluar dari penutupnya. Dengan pelan kuelus wajah dokter itu, lalu lehernya yang jenjang. Kemudian tangan kananku turun ke bukit kembarnya. Kuraba pelan dan kuremas-remas. Lalu tangan kiriku bergerak menuju CD-nya. Namun, sekonyong-konyong ada sesuatu yang mau meledak dalam tubuhku. Aku buru-buru menghentikan rabaan-rabaanku. Aku berusaha segera membuka celana panjang yang kukenakan. Namun terlambat sudah. Penis andalanku sudah menyemprot dengan derasnya. Aku hanya bisa mengepalkan tangan sambil menutup mata. "Sialan!" ujarku. Celana panjangku terutama di bagian pangkal paha tentu saja basah tidak karuan.

"Cuma dua menit kurang 25 detik.. saya rasa keadaan ini masih bisa disembuhkan, Pak.. Sebelumnya ada pasien saya yang lebih buruk keadaannya.. asal Bapak mau telaten berobat tiap hari ke sini.." Dokter Amy Yip menimpali setelah melihat arloji yang dikenakannya.

Hari itu terapi seks yang harus kujalani selesai sudah. Setelah mengenakan pakaiannya kembali dan kami kembali duduk di meja kerjanya, dokter itu lalu berkata, "Mohon diingat ya, Pak.. apa yang kita lakukan barusan hanyalah sebatas untuk terapi.. bukan untuk dilakukan di luar jam kerja saya.." Oh, aku mengerti maksudnya. Ia tidak mau kuajak kencan di luar praktek terapinya. Itu peraturannya. Ah tidak apa-apa bagiku. Toh aku orangnya setia pada isteriku. Walau Lilian lebih galak dari dokter ini, namun ia kan isteriku dan mantan pacarku. Iya kan?

Keesokan harinya, masih dengan terapi yang sama. Cuma Dokter Amy kini tidak mengenakan BH. Benar adanya, kedua bukit kembarnya itu begitu besar, kencang dan amat menantang. Putingnya berwarna merah kecoklatan seperti tegak siap untuk disedot. Ia berkata, "Silakan Bapak mau meremas atau mengulum atau menjilat payudara saya.. terserah.. saya hanya ingin tahu Bapak bisa tahan berapa lama untuk tidak ejakulasi." Tanpa menunggu perintah selanjutnya, aku langsung saja meraba dan meremas kedua bukit kembarnya. Kemudian kuarahkan mulutku untuk merasakan nikmatnya payudara itu. Aku menghisap, menjilat dan mengulum putingnya. Ia tampak merem-melek menikmatinya. Ternyata dua menit berlalu. Dan kembali aku mengalami ejakulasi. Spermaku tersemprot hebat. Untunglah kali ini aku masih sempat membuka reitsleting celanaku dan mengarahkan penisku yang sudah tegang dan membesar itu ke ember khusus untuk hasil sperma terapi. "Dua menit lebih 5 detik.. hari ini ada peningkatan, Pak.." jawabnya sambil menyunggingkan senyum setelah semuanya selesai. "Besok kita lanjutkan lagi. Jangan kuatir, Pak.. Perkiraan saya pada hari keempat nanti.. waktu Bapak untuk tahan tidak ejakulasi pasti lebih dari sepuluh menit. Saya jamin, Pak." Lalu hari itu kami pun berpisah. Aku pulang ke hotel tempatku menginap dengan berbagai pikiran tentang harapan kesembuhan selanjutnya yang akan kualami serta terapi apa yang akan dilakukannya besok terhadap diriku.

Hari ketiga..
Kali ini kami berdua benar-benar telanjang bulat. Dokter Amy kini yang mengambil inisiatif. Ia sengaja yang membuka pakaian yang kukenakan sampai aku benar-benar bugil. Lalu kemudian ia membuka pakaiannya sendiri. Saat ia melakukannya, matanya tak lepas dari memandang senjataku. Entah apa yang ada di benaknya. Yang pasti saat itu senjataku belum tegang bahkan hingga ia membuka CD-nya. Ketegangan dalam diriku mungkin sedikit banyak tidak membantu dalam merangsang penis yang kumiliki. Lalu ia duduk di pinggir ranjang. Kali ini dengan sengaja ia meraih senjataku lalu dikocok-kocoknya dengan pelan tapi pasti. Sementara tanganku diperbolehkan meraba apa saja yang ada di tubuhnya. Setelah kocokannya mulai menampakkan hasil, ia pun menunduk dan mengarahkan penisku ke mulutnya. Dengan telaten ia menjilat, menghisap dan mengulum penis ajaibku. Wah.. hampir saja aku ingin ejakulasi. Tapi aku berusaha untuk menahannya sebab aku ingin mengetahui rasanya bila ia terus mengobok-obok penisku.

Ia lalu menyuruhku untuk mengubah posisi. Kini aku disuruhnya untuk menghisap klitorisnya, sedangkan ia dengan penuh semangat terus menghisap dan menjilat-jilat penisku. Karena tidak tahan menghadapi kuluman dan hisapan mulutnya, aku terpaksa harus melepaskan sesuatu yang seperti akan meledak dalam diriku. Dan benar.. "Crot.. crot.. crot.. crot.." Dengan derasnya maniku tertumpah di dalam mulut dokter itu. Entah sengaja atau tidak, Dokter Amy Yip tidak mau melepaskan penisku dari mulutnya. Wah..! Setelah semprotan maniku habis, dan penisku dibersihkan dengan tisu di tepi ranjang, kembali ia memberikan evaluasi terapi yang kujalani. "Lumayan.." katanya sambil melirik jam tangan. "Sepuluh menit lebih dua detik.. Bapak pasti akan sembuh.. Saya rasa pada terapi kita yang terakhir akan benar-benar terbukti bahwa kondisi ketahanan penis Bapak untuk tidak terlalu cepat berejakulasi saat berhubungan intim adalah normal-normal saja. Bagaimana, Pak.. apa Bapak mau melanjutkan terapi yang terakhir besok?"

Tentu saja aku mau melanjutkannya. Wong disuruh berhubungan intim dengan gratis saat terapi, siapa yang nggak mau? Aku pun kemudian mengiyakan sarannya itu. Seperti yang kuduga ternyata keesokan harinya Dokter Amy Yip tidak lagi mengenakan apa-apa di balik baju prakteknya. Aku pun segera membuka semua pakaianku. Lalu dengan ganas kuserbu tubuhnya yang sudah berbaring menantang di atas ranjang. Pertama kucium keningnya, lalu turun ke bibir, pipi, leher hingga payudaranya yang amat kenyal itu. Di sana kujilat dan kupelintir putingnya yang merah kecoklatan. Ia pun merem-melek. Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri. Kemudian kepalaku bergerak menuju pangkal pahanya. Di sana kembali kujilati bibir vagina dan klitorisnya. Kujulurkan lidahku ke dalam vaginanya sambil tangan kananku terus meremas-remas payudaranya.

Setelah beberapa menit, ternyata penisku sudah berdiri tegang dan mengeras. Tanpa menunggu diperintah lagi, kuarahkan penisku ke liang kewanitaannya. Dengan sekali sentak, masuklah penisku dengan mudahnya. Rupanya ia sudah tidak perawan. Tanpa susah payah aku terus menggenjot dan memompa penisku agar bisa benar-benar memuaskan dirinya. Saat itu aku lupa segalanya, terapi, isteriku yang sedang menunggu dengan harap cemas di Surabaya, pekerjaan di kantor yang menumpuk, dll. Pokoknya kesempatan ini tidak bisa dilewatkan. Sementara itu Dokter Amy Yip terus saja menggoyang-goyangkan pantatnya dengan lembut. Ia mencoba untuk mengimbangi serangan gencarku.

Sekitar lima belas menit berlalu. Dan tiba-tiba saja perasaanku seperti melayang. Aku merasakan kenikmatan luar biasa. "Aku ingin keluar, Dok.. sebaiknya di dalam atau.." tanyaku di tengah-tengah kenikmatan yang kurasakan. "Di dalam saja Pak.. biar nikmat.." jawabnya seenaknya. Rupanya ia pun akan mengalami orgasme. Dan benar, beberapa saat kemudian ia orgasme. Kemaluanku seperti disemprot dalam liang vaginanya. Sementara itu spermaku pun dengan derasnya mengalir ke dalam liang vaginanya. Aku pun akhirnya jatuh tertidur di atas tubuhnya. Ternyata dokter itu masih ingat bahwa apa yang kami lakukan adalah terapi. Ia segera melirik arlojinya dan segera membangunkanku.

"Lima belas menit sepuluh detik.. selamat Pak Kuntoro.. kondisi Anda kembali normal.. bahkan sangat normal.." ujarnya sambil mengenakan pakaiannya kembali dan menyalamiku. Aku yang baru saja keletihan melayani nafsu seksnya tentu saja tertegun. Lima belas menit? Wah hebat. Aku sembuh, Lilian! Aku sembuh! Hampir saja aku meloncat-loncat.

Setelah membereskan semuanya, aku pun segera pulang ke Surabaya malam itu juga. Betapa bahagianya aku sekarang. Pasti Lilian akan gembira menyambut kesembuhanku. Dan benar dugaanku. Saat ini sudah tiga bulan kejadian itu berlalu. Lilian pun mulai menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Menstruasinya sudah terlambat seminggu. Untung ada dokter seksi Amy Yip.

TAMAT

Rabu, 09 Januari 2013

Vagina Wanita Cantik Dalam Satu Malam




tapi malahan cerita seks pesta seks rame-rame sama 1 keluarga. Jadi gini awal mula cerita seks tersebut. Pada bulan Mei tersebut aku pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, tapi memang kata orang ini berawal dari kepergianku ke jakarta untuk cari kerja. Bukannya pekerjaan yang aku dapatkan bahwa mencari pekerjaan itu tidak semudah yang kita duga, apalagi di kota metropolis. Pada suatu malam minggu aku tersesat pulang dan tiba-tiba saja ada mobil sedan mewah menghampiriku. Terus dia berkata,
“Hey.. kok.. melamun?” katanya.
Aku sangat kaget sekali ternyata yang menyapaku itu adalah seorang wanita cantik dan aku sempat terdiam beberapa detik.
“Eee.. Ditanya kko masih diam sih?” wanita itu bertanya lagi. Lalu aku jawab,
“Ii.. nii.. Tante aku tersesat pulang nih?”
“Ooohh.. Mendingan kamu ikut Tante saja yah?”
“Kemana Tante?” tanyaku.
“Gimana kalau ke rumah Tante aja yah?” karena aku dalam keadaan bingung sekali dan tanpa berpikir apa-apa aku langsung mengiyakannya.

Singkat cerita aku sudah berada di rumahnya, di perumahan yang super elit. Kemudian aku diperkenalkan sama anak-anaknya yang memang pada cantik dan sexynya seperti Mamanya. Oh yah, setelah aku dan mereka ngobrol panjang lebar ternyata Tante yang nolong aku itu namanya adalah Tante Mey Lin yang dipanggil akrab Tante Mey, anak pertamanya Mbak Hanny, dia masih kuliah di Universitas terkenal di Jakarta, anak yang kedua namanya Sherly kelas 1 SMU dan yang ketiga namanya Poppy kelas 1 SMP, mereka berdua di sekolahkan di sekolah yang terkenal dan favorit di Jakarta.

Walaupun aku baru pertama kenal, tapi aku sama bidadari-bidadari yang pada cantik ini rasanya sudah seperti seseorang yang telah lama berpisah. Lalu kami berlima menonton acara TV yang pas pada waktu itu ada adegan panasnya, dan aku curi pandang sama Tante Mey, rasanya Tante ini enggak tenang dan merasa gelisah sepertinya dia sudah terangsang akan adegan itu, ditambah ada aku disampingnya, namun Tante rupanya malu sama anak-anaknya. Tiba-tiba Tante berkata,
“Hanny, Sherly, Poppy cepat tidur sudah malam?” yang memang pada waktu itu menunjukkan jam 10.30.
“Memangnya kenapa Mami, filmnya kan belum selesai”, kata Mbak Hanny.
Memang dia kelihatannya sudah matang betul dan apa yang akan dilakukan Maminya terhadap aku? Lalu mereka bertiga masuk ke kamarnya masing tapi Sherly dan Poppy tidur satu kamar. Dan kejadian kurang lebih tiga bulan yang lalu terulang lagi dan sungguh diluar dugaan aku.

“Nah dewa sekarang tinggal kita berdua”, katanya.
“Mrmangnya ada apa tuh Tante?” kataku heran.
“Dewa sayang, Tante enggak bisa berbuat bebas terhadap kamu karena Tante malu sama anak-anak,” begitu timbalnya.
“Dewa mendingan kita ke kamar Tante aja yah, please.. temanin Tante malam ini sayang, Tante sudah lama sekali enggak dijamah sama laki-laki”, sambil memeluk aku dan memohon,
“Yah sayang? Mau kan?” katanya lagi
“Ii.. Yaa, mau.. Tante?” jawabku gugup. Karena Tante sudah mau menolongku.

Tiba di kamar Tante rupanya enggak bisa nahan lagi nafsunya dia langsung mencium seluruh tubuhku, lalu kami berdua tanpa terasa sudah seperti sepasang kekasih yang sudah lama pisah. Hingga kami berdua sudah setengah bugil, aku tinggal CD saja dan tante Mey tinggal BH dan CDnya. Tante sempat menari-nari di depanku untuk membangkitkan gairahku supaya semakin nafsu. “Wahh..!! Gile benar nih Tante, kok kayak masih umur 23 tahun saja yah?” gumamku dalam hati. Itu tuh.. Kayak Mbak Hanny anaknya yang pertama. Sungguh indah tubuhnya, payudara yang besar, kencang dan sekel sekali, pinggulnya yang sexy dengan pantat yang runcing ke atas, enak kalau dientot dari belakang? Terus yang paling menggiurkan lagi vaginanya masih bagus dan bersih. Itu gerutuku dalam hati sambil melihat Tante menari-nari.

Tante langsung menindihku lalu mencium bibirku dengan ganasnya lalu aku juga membalasnya, Tante menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku yang mulai tegang, juga kedua payudaranya ke dadaku. “Ooohh.. terus.. Tante, gesek.. dan.. Goyang.. yang kerass.. aahh.. oohh..” desahku.
“Dewa sayang itu penismu sudah bangun yah, rasanya ada yang menganjal di vaginaku cinta,” kata Tante Mey.
Lalu kami berdua tanpa ba.. bi.. bu.. langsung melakukan 69, dengan jelas terlihat vagina Tante Mey yang merah merekah dan sudah sangat basah sekali, mungkin sudah terangsang banget karena tadi habis menggesek-gesekkan vaginanya ke penisku. Lalu aku menjilat, mencium dan menghisapnya habis-habisan, kupermainan kritorisnya. Tante mengerang.

“Ooohh.. Eennaakk.. Dewaa.. sayang.. terus.. makan vagina Tante yahh..?”
Begitu juga dengan aku, penis rasanya sudah enggak tahan banget ingin masuk ke lobang vagina kenikmatannya.
“Ooohh.. yahh.. eenaakk terus.. Tante.. yang cepet kocokkannya..?”
Cclluup.. Ccluupp.. Suara penisku didalam mulutnya.
“Dewa, vagina Tante sudah enggak tahan lagi sudah cepet lepasin, cepet masukin saja penis kamu cinta?” Tante Mey meringis memohon.

Kemudian aku mengambil posisi diatas dengan membuka pahanya lebar lalu aku angkat ke atas dan aku mulai memasukan penisku ke dalam vaginanya. Bblless.. Bleess.. Bblleess..
“Awww.. Yeeahh.. Ssaakiitt.. De.. Waa?”
“Kenapa Tante?”
“Pelan-pelan sayang, vaginaku kan sudah lama enggak dientot?”
“Ooohh..?” jawabku.
“Tahan sebentar yah cinta, biar vagina Tante terbiasa lagi dimasukin penis,” katanya.
Selang beberapa menit,
“Nah Dewa, sekarang kamu boleh masukin dan entot vagina Tante sampai puas yah?”
“Ssiipp.. Siap..!! Tante Mey?”

Memang benar vagina Tante rupanya sudah lama enggak dimasukin penis lagi, terbukti aku sampai 3 kali hentakan. Bleess.. Bless.. Bblleess.. Akhir aku masukin semuanya penisku ke vaginanya. Tiga kali juga tente Mey menjerit.
“Dewa genjot dan kocok vaginaku sayang?” lalu aku mulai memasuk keluarkan penisku dari lambat sampai keras dan cepat sekali. Tante Mey mengerang dan mendesah.
“Ooohh.. ahh.. enak.. sekalii.. penis kamu Dewaa.., akhirnya vagina Tante ngerasain lagi penis.. terus.. Entot vagina Taann.. tee.. Dewaa.. Sayaanngg..?” ceracaunya.

“Uuuhh.. Oohh.. Aaahh.. Yeess.. Ennaakk.. vagina Tante seret sekalii.. Kaya vaginanya perawan?” timbalku.
Tiba-tiba, “Dewaa.. Aku mau keluar nih? penis kamu hebatt..?”
“Tunggu Tante sayang, aku juga mau keluar nih..?”
Akhirnya Tante Mey orgasme duluan. Crott.. Ccroott.. Crroott.. Banyak sekali cairan yang ada dalam vaginanya, rasanya penisku hangat sekali.
“Tante aku mau keluar nih..?” kataku, “Dimana nih keluarinnya..?”
“Didalam vagina Tante saja Dewaa.. Please.. ingin air mani kamu yang hangat..?”
Ccrett.. Ccroott.. Ccrroott..
“Aaarrgghh.. Aarrgghh.. Oohh.. Mmhh.. Nikmat vagina Tantee..?” erangku.

Lalu aku dan tente tidur pulas, karena kecapaian akibat pertempuran yang sengit tadi. Sekitar jam 12 malam rasanya penisku ada yang mengulum dan mengocoknya. Ternyata Mbak Hanny,
“Ada apa Mbak?” tanyaku.
Wah gila dia, sambil mengocok penisku didalam mulutnya, tangan kirinya menusuk-nusuk vaginanya sendiri. Dia berkata,
“Dewa aku ingin dong dientot kaya mami tadi, yah.. please..”
Dia mempertegas, “Dewa tolong Mbak yah sayang, vagina Mbak juga sudah kangen enggak ngent*t lagi, Mbak baru putus sama pacar habis enggak muasin vagina Mbak,” sambil membimbing tangan kananku untuk mengelus-elus vaginanya.
“Iyah deh Mbak, aku akan berusaha dengan berbagai cara untuk dapat membuat vagina Mbak jadi ketagihan sama penis aku,” jawabku vulgar.
“Kita entotannya dilantai karpet aja yah?” kata Mbak Hanny. Tapi masih di kamar tersebut, “Aku takut mengganggu Mami yang habis kamu entotin vaginanya, entar Mami bangun lagi kalau ngent*tnya diranjang,” dia mempertegas.

Mbak Hanny langsung telanjang bulat. Kami pun bercumbu, saling menjilat, mencium, menghisap seperti biasa, dengan gairah yang sangat menggelora sekali. Dan sekarang aku mulai memasukkan penisku ke lubang vaginanya, karena dia sudah gatel banget lihat tadi aku ngent*tin Maminya. Maka aku langsung aja, masukkan penisku. Bleess.. Bless.. Bleess..
“Aw.. Oohh.. Aahh.. Yyeess..?” erangnya.
“Sakit Mbak?” tanyaku.
“Enggak cinta, terusin saja enak banget kok?”
Aku langsung mengkocoknya, plak.. plakk.. plokk.. plookk..? suara paha kami berdua beradu..?
“Vagina Mbak enaakk.. Sekali sih..?” sambil aku menggoyangkan pinggulku, terus dia juga mengimbangi goyanganku dengan arah yang berlawanan sehigga benar-benar tenggelam seluruh penisku ke dalam vagina surga kenikmatannya.
“Oohh.. ennak.. Dee.. waa.. terus.. entot.. mee.. meekk.. Mmbaakk.. sayyaanngg..?”

Akhirnya akupun ngent*t lagi sama vaginanya Mbak Hanny, tapi Maminya enggak sedikitpun bangun mungkin capek main sama aku, habis aku bikin tubuhnya dan vaginanya melayang-layang. Lagi asyik-asyiknya ngent*tin vaginanya Kak Hanny, tiba-tiba terdengar suara.
“Iiihh.. Kakak lagi ngapain?” mendengar suara tersebut, aku terkejut. Rupanya Shelly dan Poppy sedang asyik dan santainya melihat aku ngent*t sama kakaknya.

Aku langsung aja berhenti dan seketika itu juga Mbak Hanny berkata,
“Dewa kenapa, kok berhenti sayang, terus dong entot vagina Mbak, sampai enak dan nikmat sekalii..?”
“Ii.. ittuu.. ada..?”
“Ada apa?” katanya lagi penasaran. Pas dia menggerakkan wajahnya kekanan, terlihatlah adik-adiknya yang sama-sama sudah bugil tanpa sehelai benang pun. Lalu Mbak Hanny bicara,
“Eehh.. adik-adikku ini bandel sekali yah..!!”
Setelah dia tahu bahwa aku berhenti karena ada adik-adiknya yang sama sudah telanjang bulat. “Heyy.. kenapa kalian ikut-ikutan telanjang?” kata Mbak Hanny.
“Kak aku ingin ngerasain dientot yah?” tanya Shelly sama kakaknya.
“Iyah nih Kakak kok pelit sih.. aku juga sama Kak Shelly ingin juga ngerasain penisnya Mas Dewa,” timbal poppy.
“Iyah kan Kak?” tanya poppy pada Shelly.
“Iyah nih.. Gimana sih..?” timbal Shelly.
“Please dong Kak? Rengek kedua anak tersebut?” terus mungkin sudah terlanjur mereka berdua melihat kakaknya ngent*t dan sudah pada bugil semuanya, maka Kak Hanny membolehkannya.
“Iyah deh kamu berdua sudah telanjur bugil dan lihat kakak lagi dientot vaginanya sama penis Dewa?”
“Sini jangan ribut..” kata Kakaknya lagi, “Tunggu kakak keluar, yah.. entar kamu juga bakal kebagian adikku manis” Tanya kakaknya.
“Dewa cepetan kocokannya yang lebih keras lagi.. Kasihan vagina kedua adikku ini sudah pada basah.. tuhh..”

Akhirnya aku dan Mbak Hanny pun mempercepat ngent*tnya kayak dikejar-kejar hantu. Dan akhirnya orgasme secara bersamaan.
“Aaarrgh.. Oohh.. Mmhh.. Aarrgghh.. Enak.. Sekalii.. cintaa? Aku sudah keluar Dewa..?” erangan Mbak Hanny.
“Aku juga sama Mbakk.. Rasanya penisku hangat sekali”

Setelah berhenti beberapa menit, lalu kedua anak abg ini mulai membangkitkan lagi gairahku, Shelly kakaknya lagi asyik mengocok penisku dalam mulut dan bibirnya yang sexy sedangkan Poppy mencium bibirku habis-habisan sampai kedua lidah kami saling bertautan dan aku pun tak tinggal diam, aku mulai meremas-remas toketnya yang sedang seger-segernya seperti buah yang baru matang.

Akhirnya kembali lagi aku ngent*tin vagina adiknya yang masih perawan. Yang pertama kuentot vaginanya sherly yang kelas 1 SMU. Aku sangat kesulitan memasukan penisku karena vaginanya masih sempit dan perawan lagi.
“Benar nih, vagina kamu mau aku masukin?” tanyaku dengan penuh kelembutan, perhatian dan kasih sayang.
“Mau sekali Kak..?” jawabnya.
“Aku dari tadi sudah kepengen banget, ingin ngerasain gimana sih kalau vagina aku dimasukin penis Mas dewa? Kelihatannya Kak Hanny enak dan nikmat banget, waktu Kakak lagi ngent*tin dia?” jawab polosnya.

Lalu aku suruh dia diatas aku dibawah dan akhirnya dia memasukan juga. Bles.. Bless.. Bbleess..
“Aw.. Aahh.. Ohh.. Kak.. sudah.. Masuk belumm..?” sambil dia mengedangah ke atas, bibir bawahnya digigit lalu kedua payudaranya dia remas-remas sendiri sambil dia menekan pantatnya kebawah.
“Tekan lagi cinta masih kepalanya yang masuk?”
Akhirnya dengan dibantu aku memegang pantatnya kebawah, akhirnya masuklah semuanya.
“Aahh.. oohh.. yeeahh.. masuk semuanya yah kak?” katanya.
“Iyah Shelly sayang, gimana enak kan?” tanyaku sambil aku mencoba menggenjotnya.
“Enak.. sekali.. Kak Dewa..”
“Ini belum seberapa Selly. Ntar kamu akan lebih nikmat lagi?” lalu aku kocok vaginanya dan akhirnya dia orgasme duluan. Creett.. Creett.. Ccroott..
“Aakk.. saayyaanngg.. aa.. kuu.. mau.. keluar nihh..” eranganya.
Sambil memelukku erat-erat dan pantatnya ditahan ke belakang karena dia ada diatas, lalu aku pun sama menghentakkan pantatku ke depan, arah yang berlawanan supaya dia benar-benar menikmatinya, penisku tertekan lebih dalam lagi ke lubang vaginanya. Dia langsung lemes sementara aku belum orgasme dan kulihat Poppy sedang dioral vaginanya sama kakaknya, Mbak Hanny.
“Sudah dong kak..?” kataku pada Mbak Hanny.
“Kasihan tuhh.. vagina Poppy sudah ingin banget ngerasain di tusuk sama penisku ini?” kataku lagi

“Iyah Kak Hanny, sudah dong kak?” kata Poppy.
“Aku sudah enggak tahan sekali dari tadi lihat Kak Shelly dientot sama penisnya Dewa, sepertinya nikmat dan enak sekali?” katanya memohon agar Kak Hanny melepaskan oralnya di dalam vaginanya.
Akhirnya kami berempat mulai perang lagi, aku mau masukin penisku ke vaginanya Poppy sambil nungging (doggy style) kemudian Poppy menjilat vaginanya Mbak Hanny dan Mbak Hanny menjilat vaginanya Shelly yang sudah seger lagi.
“Wah.. seretnya bukan main nih vaginanya Poppy, dia masih kelas 1 SMP jadi lebih sempit dibanding kakak-kakaknya dan cengkramannya pun sangat kuat sekali.”
“Bleess.. Bless.. Bleess..”

“Awww.. Awww.. Ooohh.. Ooohh..” Poppy menjerit lagi setiap aku mau memasukkan lagi penisku.
“Sakit yah?” tanyaku sambil aku meremas-remas payudaranya.
“Ii.. Iyah.. kak.., Tapi kok enak banget sih? terusin aja Kak Dewa.. Vagina poppy rasanya ada yang mengganjal dan rasanya hangat dan berdenyut-denyut,” katanya.
Sambil merem melek karena aku mulai menggenjot vaginanya.
“Oohh.. terruuss.. aakk.. saayyaang.. p.. vaginanya Poppy yah..” ceracaunya.
Dan rasanya dia mulai juga menggoyangkan pinggulnya.
“Tenang cinta.. aku.. akan.. berusaha.. muasin vaginanya dik.. Poppy.. Yah..”

Dan akhirnya aku ngent*t vagina keempatnya. Lalu aku dengar dia berkata,
“Aku mau keluar nih?”
“Sabar taahann.. duu.. Luu.. Yah..”
Namun baru sekali ini vaginanya dientot dia tak bisa nahan dan..
Crott.. Croott..
“Aarhhgg, eemmhh.. oohh.. yeeaass..nikmat banget aakh..?” eranganya.
“Makasih.. Yah kak..?” sambil dia tersenyum.
“Aku.. pipisnya kok.. enggak biasanya, tapi enak banget sih.”
“Aku mau keluar nih, dimana sayang?” tanyaku.
“Aakkh.. didalam vaginaku aja yah.. Aku ingin ngerasain.. Gimana di siram air mani penis..”
Ccrroott.. Crroott.. Crott..
Akhirnya aku tumpahkan ke dalam lobang vaginanya dan sebagian lagi kuberikan sama Kak Hanny dan Shelly.

Gile.. Benerr.. sekali ngent*t dapat empat vagina, yaitu vaginanya anak SMP, anak SMU, mahasiswi dan Tante-Tante.

Diperkosa demi hutang ayahku



Diperkosa demi hutang ayahku


Lisa, remaja SMU usia 17 th. Ayahnya yang seorang pengusaha mengalami kebrangkutan membuat sang ayah sangat tertekan dan hidup dalam kekurangan, ditambah dengan istri-nya yang kabur bersama pria lain karena memang pak Hartono sudah tidak bisa mencukupi gaya mewahnya. Lisa adalah gadis remaja yang sangat cantik, rambutnya lurus sampai dipunggung. Postur tubuh yang sangat proporsional didukung oleh balutan kulit putih mulus membuat hati para lelaki ingin menikmatinya.

Suatu ketika disiang hari saat sang ayah sedang dirumah sendirian kedatangan tiga orang tamu dan tampaknya satu diantaranya adalah sang bos dan dua lainya para bodyguard-nya.
"Selamat siang Hartono" terdengar suara agak berat dari arah pintu yang saat itu memang terbuka.
Betapa terkejutnya pak Hartono ketika tahu siapa orang yang telah menyapanya.
"Se..se..selamat siang pak Wijaya ¦ mari si..silahkan masuk" jawab pak Hartono dengan suara terputus-putus.
Seketika pak Wijaya sudah duduk dikursi dengan dua bodyguard-nya berdiri tegap dibelakang bos mereka.

"Tentunya kamu sudah tahu maksudku kemari Hartono ¦ ini adalah kedatanganku yang ketiga kalinya sejak 5 bulan yang lalu" kata pak Wijaya langsung memulai pembicaraan.
"Hari ini juga kamu harus membayar hutang-hutang kamu" kata pak wijaya lagi tanpa ekspresi.
"Ta..tapi pak, saya belum mempunyai uang untuk saat ini pak, tolong beri saya waktu lagi" jawab pak Hartono mulai gelisah.
"APA !!! .. SAYA TIDAK MAU TAHU, KAMU HARUS MEMBAYARNYA HARI INI JUGA"
"Asal kamu tahu, hutang-hutangmu itu sudah mencapai 40 juta dan saya tidak main-main dengan ini" jawab pak Wijaya dengan suara tinggi.
"Ta..tapi pak saya cuma meminjam 20 juta waktu itu"
Pak Wijaya tidak menghiraukan keluhan pak Hartono.

Pak Wijaya ini adalah seorang renternir besar, dia terkenal dengan tindakannya yang sering menyiksa siapa saja yang menunda-nunda pembayaran hutangnya. Pak Hartono sangat menyesal dengan keputusannya untuk meminjam uang kepada pak Wijaya waktu itu demi menyelamatkan perusahaannya dengan hasil yang sia-sia, tapi mau diapakan lagi nasi sudah menjadi bubur, kini pak Hartono terjebak dalam kondisi kehancuran.

"NEGRO !!!" terdengar pak Wijaya memanggil salah satu bodyguard-nya untuk mendekat.
"Siap BOS" lalu Si Negro mendekat.
"Kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan" kata pak Wijaya dengan tenang.
Seketika Si Negro sudah berdiri disamping pak Hartono duduk. Tanpa banyak kata Si Negro langsung meremas kerah baju pak Hartono dan memaksanya untuk berdiri. Kepalan tangan pun melayang tepat di ulu hati pak Hartono yang langsung tersungkur dengan serangan mendadak tersebut. Secepatnya juga Si Negro menendang tepat di wajah pak Hartono membuat hidung pak Hartono berdarah.
"Ampun..a..ampun" rintih pak Hartono.

"HENTIKAN !!! APA-APAAN INI" tiba-tiba terdengar suara gadis dari arah pintu ketika Si Negro akan melakukan tendangan yang berikutnya.
"Li..Lisa" kata pak Hartono penuh rasa kesakitan.
Secepatnya Lisa menghampiri ayahnya tanpa tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.
"Wo..wo..wOw" terdengar suara dari mulut pak Wijaya.
"Ternyata kamu masih mempunyai anak gadis Hartono, kupikir ikut lari juga dengan ibunya ... ha..ha..ha.." raut wajah pak Wijaya langsung berubah cerah saat itu juga, melihat kehadiran anak pak Hartono yang baru pulang dari sekolah dengan memakai seragam SMU-nya yang mempunyai potongan rok setinggi 10 cm diatas lutut.
"Apa yang kalian lakukan dengan bapak saya" tanya Lisa membentak.
"Ha..ha..ha.." pak Wijaya hanya tertawa, sambil berdiri mendekati dua orang bapak anak ini.
"Siapa namamu anak manis?" tanya pak Wijaya tetap dengan senyuman.
Namun Lisa hanya diam saja dengan air mata melihat kondisi ayahnya.
"Hhmmm ... kudengar tadi bapakmu ini memangil kamu Lisa" kata pak Wijaya mengingat ucapan pak Hartono sewaktu Lisa datang tadi. Mata pak Wijaya mulai mesum memandangi Lisa dari dada hingga paha, mengagumi kecantikan Lisa.
"Ok Hartono, kamu bisa bernafas lega sekarang" kata pak Wijaya, tanpa dimengerti oleh pak Hartono apa maksud ucapan pak Wijaya itu.
"Kamu bisa membayar hutang-hutangmu dengan anakmu Lisa ini" kata pak Wijaya serius.
Secepatnya pak Wijaya menarik tangan Lisa, membawanya ke sofa.
"Tu..tunggu, apa yang mau kamu lakukan dengan anakku" tanya pak Hartono masih tetap dalam kondisi kesakitan.
"Mau apa kalian!!!" kata si Lisa
"DUDUK" perintah pak Wijaya kepada Lisa.
Seketika juga pak Hartono mencoba bangkit berdiri namun dicegah oleh si Negro.
"Alex, coba kau bantu Negro aman kan itu Hartono" perintah pak Wijaya kepada bodyguard yang sedari tadi berdiri menunggu perintah bos-nya itu.
"Siap bos" kata Alex langsung bergerak.

"Ketahuilah anak manis, bapakmu itu punya hutang-hutang yang jumlahnya mencapai 40 juta dan harus dibayarkan saat ini juga"
"Tapi itu tidak jadi soal asal kamu mau melayaniku sekarang juga, didepan bapakmu .. he..he..he.."
"APA!!!" betapa kagetnya hati si Lisa mendengar ucapan pak Wijaya.
"Tolong pak Wijaya jangan kau lak..." buggs ... satu pukulan Alex mengenai perut pak Hartono saat dia mencoba untuk memohon kepada pak Wijaya sebelum bisa menyelesaikan ucapannya.
"Bagaimana Lisa, apa kamu tidak kasih dengan bapakmu itu..he..he.." kata pak Wijaya.
Melihat kondisi bapaknya seperti itu akhirnya dengan terpaksa Lisa menyanggupi permintaan pak Wijaya.
"Baiklah" kata Lisa
"Ha..ha..ha.." pak Wijaya tertawa gembira, karena sebentar lagi dia akan menikmati gadis muda yang memang belum belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Lisa adalah anak yang baik berbanding terbalik dengan ibunya. Meskipun sebelumnya hidupnya tercukupi oleh harta ayahnya tapi dia tetap hidup sewajarnya dan selalu menolak baik-baik setiap lelaki yang mencoba untuk jadi pacarnya. Karena Lisa memang ingin benar-benar fokus terhadap pendidikannya.
"Ja..jangan Lisa" buggs .. satu pukulan lagi mengenai rahang pak Hartono.

"Baiklah anak manis, sekarang juga kamu coba buka seragammu itu" kata pak Wijaya yang sudah menahan nafsunya.
Dengan terpaksa dan gemetar akhirnya Lisa mencoba melepas kancing bajunya satu persatu. Lisa sangat malu sekali karena didepannya terdapat empat pasang mata yang semuanya adalah laki-laki termasuk juga ayahnya disitu.
Lisa menagis tertunduk saat semua kancing bajunya terlepas.
Dapat dilihat bahwa Lisa memakai BH warna putih dengan ukuran sekepalan tangan lelaki dewasa.
Pak Wijaya terdiam sejenak menatap pemandangan didepanya itu, dia merasakan sesak tiba-tiba celana yang dipakainya.
Satu gerakan pak Wijaya menarik paksa BH Lisa hingga terlepas, Lisa pun kaget dengan tindakan pak Wijaya itu.
Kini mencuatlah gunung kembar milik Lisa yang bergelantungan bebas.
"wOw..sempurna" kata pak Wijaya kagum.

Tanpa membuang waktu pak Wijaya langsung meremas kedua payudara milik Lisa. Bergantian kiri dan kanan pak Wijaya menghisap puting susu Lisa yang berwarna merah muda itu.
"Ahh.." Lisa pun mendesah pelan karena memang dia belum pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya.
JIlatan demi jilatan dilakukan pak Wijaya dari leher hingga telinga Lisa menjadi santapan lezatnya. Lisa merinding dibuatnya.
Begitupun dengan bibir mungil Lisa tak luput dari sasaran pak Wijaya, kecipak kecipok begitulah bunyinya sambil tangannya tak pernah lepas dari payudara

Puas dengan jilatannya pak Wijaya mulai berdiri dan meminta Lisa untuk berlutut.
"Sekarang kamu berlutut" kata pak Wijaya
"Mau diapakan saya pak" tanya si Lisa tak mengerti maksud pak Wijaya.
"Sudaaaahhh .. kamu turuti saja semua perintahku" kata pak Wijaya.
Lisa pun mengikuti kemauan pak Wijaya dan mulai berlutut.
"Buka celanaku ini ... dengan lembut" pinta pak Wijaya.
Lisa mulai melepaskan celana pak Wijaya dari melepas ikat pinggang hingga menurunkan resleting Lisa lakukan secara perlahan. Lisa takut jika tidak menuruti perintah pak Wijaya sesuatu yang buruk pasti terjadi terhadap ayahnya.

Celana pak Wijaya sudah turun hingga ke lutut tinggalah celana dalam pak Wijaya menampakan benjolan yang membesar di balik celana dalam itu. Sebenarnya penis pak Wijaya sudah tegak berdiri sedari tadi sejak Lisa melepaskan kancing-kancing bajunya.
"CD-nya juga dong sayang" kata pak Wijaya genit.
Lisa pun menurunkan CD pak Wijaya dan terpampanglah penis pak Wijaya yang besar berdiri tegak didepan wajah Lisa. Baru kali ini Lisa melihat kemaluan laki-laki secara langsung dan dia merasa takut mengkhawatirkan apa yang akan terjadi terhadap dirinya.
"Sekarang kamu kulum kon**lku ini sayang, awas ya jangan sampai kamu gigit" perintah pak Wijaya.
Lisa pun hanya diam, dia merasa jijik harus mengulum penis pak Wijaya.
Plakk .. satu tamparan pun mengenai pipi kanan Lisa.
"Auww.." jerit Lisa
"Cepat lakukan !!" kata pak Wijaya sambil menjambak rambut Lisa, mengarahkan wajah Lisa menuju senjatanya.

Akhirnya tak terelakan Lisa pun mengulum penis pak Wijaya.
"Ahhh.." pak Wijaya merasakan sensasi yang luar biasa saat bibir mungil Lisa mulai mengoralnya maju mundur perlahan. Secara bergantian pak Wijaya menyuruh Lisa untuk mengocok-kocok batang penis-nya begitupun seterusnya. Lisa merasa terhina saat ini. Kedua bodyguard pak Wijaya sangat menikmati pemandangan itu, begitupn sang ayah tidak kuasa untuk menghentikan tindakan pak Wijaya.

Setelah puas dengan dioral pak Wijaya mengangkat Lisa ke sofa dan menyingkapkan rok seragam Lisa hingga ke perut. Celana dalam Lisa terpampang jelas oleh pak Wijaya dengan gundukan yang terlihat garis tengahnya.
Pak Wijaya meraba-raba paha Lisa yang putih mulus dengan sesekali menghirup aroma vagina Lisa dari luar celana dalamnya.
"Hhmmm...harum sekali tem**kmu sayang, membuatku tidak sabar untuk mencicipinya" kata pak Wijaya mesum.
Akhirnya pak Wijaya menarik CD Lisa hingga terlepas yang membuat mata lelaki di ruangan itu melotot menelan ludah. Tak terkecuali juga ayah Lisa tidak menyangka punya anak secantik bidadari. Vagina Lisa masih ditumbuhi bulu-bulu halus dan begitu rapat belahan bibir kiri dan kanan. Sudah bisa dipastikan Lisa adalah Perawan.

Kedua tangan pak Wijaya mengangkat lebar-lebar paha Lisa. Sekarang posisi Lisa ngangkang didepan wajah pak Wijaya langsung saja pak Wijaya menjilat habis vagina milik Lisa.
"Ahhh..Lisa menggelinjang sejadi-jadinya" dan tanpa disadarinya Lisa telah mengeluarkan cairan kewanitaan miliknya.
"Ha..ha..ha..kamu menikmatinya juga ya sayang, gurih sekali tem**kmu ini" kata pak Wijaya senang dan terus melanjutkan jilatan di vagina Lisa.
"Aakkkhhh..." Lisa mengejan kuat-kuat menandakan ia telah orgasme. Pak Wijaya pun menyedot habis cairan milik Lisa.
"wOw..." kata pak Wijaya.

Pak Wijaya sudah tidak tahan dengan nafsunya dan mulai mengarahkan penis nya yang besar itu kedalam vagina kecil milik Lisa.
"Aakkhhh..." Lisa menjerit ketika merasakan benda aneh masuk menerjang vaginanya, Lisa menangis kini kehormatanya telah hilang oleh laki-laki seumuran ayahnya.
Lisa hanya pasrah menerima semua ini. Tampaklah darah perawan mengalir dari vagina Lisa yang masih tertancap penis pak Wijaya.
Perlahan namun pasti, pak Wijaya terus memompakan penisnya maju mundur sambil mulutnya mulumat bibir mungil Lisa, leher, telinga, payudara seolah dia tidak mau mensia-siakan hidangan didepanya itu. Setengah jam sudah pak Wijaya memperkosa Lisa dan dirasakan ia sudah tidak tahan untuk melepaskan spermanya.
Akhirnya dengan hentakan keras pak Wijaya mengejan kuat menyemburkan banyak sekali sperma kedalam rahim Lisa.
"Oh..oh..aakkhhh.." pak Wijaya merasakan kenikmatan yang tiada tara.
Pak Wijaya jatuh diatas tubuh Lisa dengan penis yang masih mencap didalam vagina Lisa.
"Luar biasa sayang..enak sekali tem**kmu anak manis" kata pak Wijaya didekat telinga Lisa.
Lisa menangis sesenggukan, kini dia takut apa jadinya kalau sampai hamil nantinya. Pak Wijaya sudah menyemburkan banyak sekali sperma kedalam rahim Lisa. Masa depannya hancur sudah.
5 menit diatas tubuh Lisa akhirnya pak Wijaya berdiri mencabut penis yang masih tertancap di vagina Lisa, dan tersenyum puas sambil memandangi pak Hartono.

"Alex..Negro.. sekarang giliran kalian" kata pak Wijaya memberi kesempatan kepada anak buahnya untuk mencicipi tubuh Lisa.
Tanpa membuang waktu Alex dan Negro langsung mengikat pak Hartono pada kursi agar tetap bisa melihat anaknya diperkosa.
Lisa yang saat itu masih menangis segera dibalikan tubuhnya oleh kedua bodyguard pak Wijaya hingga sekarang posisi Lisa adalah menungging. Si Negro segera melepas sisa pakaian yang masih menempel pada tubuh Lisa yaitu baju dan rok SMU Lisa hingga telanjang bulat. Pantat Lisa yang memang bulat blat membuat mata lelaki disitu melotot tak terkecuali ayah Lisa. Bagaimanapun juga ayah Lisa adalah lelaki normal yang setelah ditinggal pergi oleh istrinya tidak pernah melampiaskan hasrat biologisnya.
"Lihatlah Hartono, anakmu benar-benar istimewa .. ha..ha..ha.." kata pak Wijaya begitu senangnya memperlihatkan anaknya yang telanjang bulat dihadapan sang ayah.
"Biadab kamu Wijaya" kata pak Hartono memaki pak Wijaya
Plakk .. satu tamparan keras mengenai pipi kiri pak Hartono
"Terserah apa katamu, sekarang nikmatilah pertunjukan bokep anakmu itu ha..ha.." kata pak Wijaya
Pak Hartono sangat menyesali dahulu telah meminjam uang kepada pak Wijaya yang renternir itu, sekarang anaknyalah yang menjadi korban.

Kedua bodyguard pak Wijaya segera melepas celana-nya masing-masing. Tampaklah batang-batang penis mereka yang memang sudah membesar sedari tadi ketika melihat pak Wijaya memperkosa Lisa pertama kalinya.
Alex berada didepan wajah Lisa langsung menyuruh paksa Lisa untuk mengoral batang penis Alex yang sangat besar.
"Ayo emut kont*lku, cepat" paksa Alex sambil mengarahka batang penisnya kearah mulut mungil Lisa
Sleeppp .. masuk juga batang penis Alex hingga kerongkongan Lisa membuat Lisa tersendak dan berasa ingin muntah.
"em..em..em" hanya itu suara yang terdengar dari mulut mungil Lisa yang penuh dengan batang penis Alex.

Sementara dari belakang Si Negro sibuk mengobok-obok lubang vagina milik Lisa dengan jari-jari tangannya.
"em..em..emm" Lisa tak bisa berkata-kata
Puas dengan permainan tangannya Si Negro segera mengambil posisi siap tempur. Si Negro melebarkan kaki Lisa membuat vagina sedikit terbuka memudahkan Si Negro dalam serangannya.
"aakkkhhhhhh..." jerit Lisa tertahan menerima hujaman senjata Negro masuk menembua liang rahimnya.
"Ohhh..nikmat sekali tem**kmu sayang .. diantara pelacur-pelacur yang pernah ku ent*t tem**kmu ini yang paling istimewa sayang" kata Si Negro keenakan memaju mundurkan batang penisnya dalam vagina Lisa.

Betapa sakit hasi Lisa mendengar ucapan Si Negro yang menyamakannya dengan pelacur. Tetapi itulah yang sedang terjadi terhadap Lisa. Vagina dan mulutnya tersumbat oleh batang-batang para bodyguard pak Wijaya.
"Gimana Harto, itulah akibatnya kamu selalu menunda-nunda hutangmu, nikmati saja pertunjukan ini" kata pak Wijaya
15 menit berlalu kini Si Negro dan Alex mencoba permainan lain. Alex duduk disofa, dan Negro mengangkat Lisa keatas tubuh Alex dan segera memasukan batang penis Alex kedalam vagina Lisa.
"Ohh.. betul juga katamu Negro, ini tem**k nomor satu" kata Alex merasakan kenikmatan vagina Lisa
Negro segera melangkah mengambil bodylotion yang memang sudah ada didepan meja kaca dan segera melumuri pantat Lisa tepat pada lubang anusnya.
"Hei, apa yang kamu lakukan" kata Lisa ketakutan
Namun secepatnya disumbat dengan ciuman Alex yang berada dibawah Lisa sambil tangannya meremas-remas payudara Lisa yang bergelantungan.
"Jangan takut sayang, kamu akan menikmati ini" kata Si Negro
Secara pelan Negro segera mengarahkan penisnya ke arah anus Lisa.
"Ohh.. sempit sekali ini, sampai kon**lku nggak bisa masuk"
"aakkhhhh...." Lisa menjerit sejadi-jadinya, ia merasakan sakit yang luar biasa setelah Negro berhasil menembus lubang pantat Lisa
"Ohh..ohh.." Negro keenakan. Tangannya juga tak henti-hentinya meremas pantat dan payudara Lisa dari belakang.

Setengah jam kemudian tampak mereka sudah tak tahan menahan ejakulasinya. Alex yang sedari tadi memompa vagina Lisa dari bawah langsung mengejan kuat-kuat menyemburkan spermanya kedalam rahim Lisa
"Ohh my God..oh..oh" Alex menghentak-hentakan penisnya kedalam vagina Lisa sedalam-dalamnya. Saat itu juga Lisa merasakan getaran yang hebat hingga akhirnya juga ia mengejang menandakan dia juga telah orgasme
"Ha..ha..ha..enakkan sayang" kata Alex kepada Lisa
Lisa terdiam malu karena tanpa disadarinya naluri kewanitaan telah membawanya kepuncak kenikmatan.

"Lihat .. lihat Hartono, anakmu begitu menikmatinya .. ha..ha.. dasar pelacur" ejek pak Wijaya

Sekarang giliran Negro yang sudah tidak tahan ingin berejakulasi dan segera menyemburkan spermanya kedalam anus Lisa hingga sebagian sprema Negro keluar menetes lewat anus Lisa
"Oohhh... nikmat sekaliii..." Negro menahan sejenak batang penisnya dalam lubang pantat Lisa, menikmati pijatan-pijatan kecil pantat Lisa
"Uuhhh.. kamu benar-benar istimewa Lisa" kata Negro segera mencabut penisnya dari anus Lisa
"auww.." kata Lisa merasakan nyeri saat Negro mencabut batang penisnya

Mereka menyudahi permainannya, lalu Alex melangkah mendekati bosnya sambil berbisik-bisik ditelinga pak bos
"Hhmmm.. boleh juga itu Lex" kata pak Wijaya manggut-manggut tanda ia setuju dengan apa yang dibisikkan Alex
"Negro..!!" kata pak Wijaya
"Siap bos.." jawab Negro
"Coba kau buka itu celana Hartono" perintah bosnya
Segera Negro mendekati pak Hartono dan melepas celana pak Hartono hingga menampakkan batang penis pak Hartono

"wOw..wOw..wOw.. kamu ngaceng juga ya melihat anakmu diperkosa .. ha..ha.."
"Dasar orang tua munafik" ejek pak Wijaya
"Tapi kamu tidak usah khawatir, karena kamu juga akan menikmatinya" kata pak Wijaya
"Apa..ja..jangan lakukan itu" jawab pak Hartono
"Bawa Lisa kemari !!" perintah pak Wijaya
Segera Alex mengangkat Lisa menuju tempat ayahnya diikat pada sebuah kursi
"Anak manis, sepertinya ayahmu ingin juga merasakan tem**kmu itu sayang" kata pak Wijaya halus
"Ha..ha..ha" kedua bodyguard pak Wijaya tertawa
"Okey.. sekarang kamu emut tu kon**l bapakmu"
"C E P A T" perintah pak Wijaya

Dengan terpaksa Lisa pun akhirnya mengulum penis bapaknya yang besarnya tidak kalah dengan para penagih hutang.
Sambil menangis Lisa memaju mundurkan mulutnya mengoral penis ayah sendiri
"Li..lisa..jangan lakukan itu.. akkhhhh" kata pak Hartono melarang Lisa namun ia merasakan merinding sekujur tubuh setelah sekian lama ia tidak merasakan sentuhan seorang wanita. Pak Hartono tak kuasa menikmati kelembutan bibir Lisa menggosok-gosong batang penisnya.
"Ha..ha..ha.. enakkan Hartono.. terus..teruskan saja.." kata pak Wijaya tertawa-tawa begitupun para bodyguard-nya
"Oh..oh.. hentikan Lisa.. hentikan ..." pak Hartono memohon kepada anaknya untuk segera menghentikkan tindakkannya
Namun Lisa tak memperdulikannya, Lisa merasa sudah terlambat semuanya, ia sudah kotor dan hancur.
"Sekarang kamu naiki bapakmu" perintah pak Wijaya
Lisa pun menurut tanpa dipaksakan dan segera membimbing penis ayahnya memasuki vaginanya
Tindakannya ini membuat para penagih hutang tertawa senang
"Ha..ha..ha..pelacur..pelacur"
"Ayo genjot itu kon**l bapakmu sampai muncrat .. ha..ha..ha" seru pak Wijaya

Akhirnya Lisa pun memompa penis bapaknya dengan cepat.
"Uhh ..aahh.. uh..uh..ahhhhhh" entah Lisa yang merasa ketagihan atau bagaimana membuat Lisa mencengkram bapaknya kuat-kuat dan akhirnya Lisa orgasme diikuti juga sang ayan yang tidak tahan dengan goyangan Lisa akhirnya memuntahkan spermanya bersamman dengan orgasme Lisa
Plok .. plok ..plok terdengar suara tepuk tangan pak Wijaya melihat bapak dan anak saling berhungan
"Bagus .. bagus .. kalian cocok sekali menjadi bintang porno .. ha..ha.." kata pak Wijaya

Lisa menangis memeluk ayahnya
"Maafkan Lisa ayah" bisik Lisa perlahan
"Ini salah bapak nak, bapak telah menghancurkan harapan dan masa depanmu" kata pak Hartono meneteskan air mata

"Ok, cukup"
"Sekarang kalian bawa Lisa kekamar mandi"
"Buat dia bersih" perintah pak Wijaya kepada bodyguard-nya
Akhirnya setelah Lisa dimandikan dan berpakain lengkap Lisa dibawa paksa pergi oleh pak Wijaya untuk selanjutnya dijual kepada seorang germo ternama di kota itu.


Welcome In Blogging Is My Life

Contoh Sliding Login Dengan JQuery

Disamping ini adalah contoh Sliding Login menggunakan JQuery. Login Form Disamping hanya Contoh dan tidak dapat digunakan layaknya Login Form FB, Karena Blog ini terbuka untuk umum tanpa perlu mendaftar menjadi Member

Tutorial Blog

Untuk membuatnya Silahkan : Klik Disini

Member Login

Lost your password?

Not a member yet? Sign Up!