Minggu, 06 Januari 2013

gift hot









indian hot 2


















indian hot















vagina


skandal dengan mamaku tersayang



Liburan semester, Musa tak bisa kemana-mana, karena harus merawat mama-nya. Mamanya mendapat kecelakaan lalu lintas, hingga betisnya mengalami patah tulang dan tulang dekat bahunya juga patah. Dia harus dibawa ke ahli patah tulang, seorang dukun yang terkenal dari Sumatera. Sementara Papanya, harus dioperasi, karena perutnya sempat terburai saat kecelakaan terjadi. Papanya harus diopname dan masa krisisnya sudah habis, hingga baru dipindah dari ICU. Sedang Mamanya sudah dibawa ke rumah dari Dukun Patah Tulang. Musa sebagai putra tunggal, harus mondar mandir, rumah sakit dan rumah mereka. Dia juga menyediakan makanan untuk kedua orangtuanya.



Mamanya harus dipapah kalau tidak memakai tongkat. Musa yang duduk di semester 3 itu, harus siap mengurus kedua orangtuanya. Musa menyiapkan air panas untuk memandikan ibunya.

“Sudah Mama duduk dan aku akan memandikan Mama,” kata Musa yang sangat kasihan melihat mamanya, tak mampu mengangkat tangan kanannya dan harus bertongkat dengan susah payah.

“Tapi Mama kan tidak pantas kamu mandikan?”

“Kenapa?”

“Bagaimana mana mungkin kamu harus memandikan Mama?”

“Ya mandikan saja. Buka baju dan aku akan memandikannya,” Musa tegas. Dia tak mau mamanya bertongkat lagi. Mamanya yang bertubuh mungil dengan berat badan 58 Kg itu dibopongnya dengan gampang. Terlebih Musa tuga kali semingu selalu latihan fitnes sejak dia masih SMA. Musa mendudukkan Mamanya di sebuah bangku kecil, Kemudian kedua kakinya diselonjorkan ke lantai. Musa mulai mengangkat daster mamanya. Mamanya sangat keberatan. Tapi Musa tetap memaksa.

“Mungkin inilah pengabdianku, Ma,” katanya. Mamanya menatap wajah Musa sejenak. Musa tersenyum dan terus mengangkat daster mamanya ke atas dan Mamanya pun mengakat kedua tangannya. Kini mamanya hanya mengenakan celana dalam dan bra saja. Setelah itu, Musa mulai membuka ikat rambut mamanya, kemudian menyiraminya dengan air hangat yang ada pada ember besar. Sebuah gayung menyiduk air dari ember dan meluncur dengan beningnya mulai dari ubun-ubun Mamanya. Keseluruh tubuh Mamanya sudah basah. Musa meneteskan shampoo ke rambut Mamanya, kemudian mengucek-ngucek rambut mamanya, lalu penyiramnya kembali dengan air, sampai rambut mamanya bersih dari shampoo dan beraroma wangi. Musa pun menyabuni tubuh Mamanya dengan sabun. Mulai dari leher, sampai ke bawah. Musa cepat melepas pengait Bra Mamanya. Dan tersembullah tetek Mamanya yang putih mulus.

“Ah.. kamu nakal…” bentak Mamanya.

“Harus semua bersih,” kata Musa. Saat itu, Tak bisa dipungkiri, kontol Musa langsung menggeliat. Musa pun menyabuni tubuh Mamanya, sampai kedua buah dadanya dia sabuni dari belakang.

“Kamu ini gimana sih?” kata Mamanya. Musa diam saja dan terus menyabuni buah dada mamanya dan telapak tangannya mengelus pentil kedua buah dada itu.



Musa juga menyabunyi mulai dari ujung kakai Mamanya, sampai ke pahanya. Bahkan sampai ke pangkal pahanya. Musa memasukkan tengannya ke dalam celana dalam Mamanya. Saat Musa mulai menyentuh bulu-bulu halus di atas memek Mamanya, Mamanya mulai protes. Tapi sabun yang licin sudah membuat tanganMusa menyelusup menyabuni bulu-bulu memek Mamanya.



Setelah yakin semua tersabuni, Musa megambil gayung dan menyirami tubuh mamanya dengan air hangat itu. Yakin semua sabun sudah habis dari tubuh Mamanya. Musa mengambil handuk dan mulai melap rambut mamanya sampai kering, kemudian melap tubuh Mamanya. Musa juga melilitkan handuk pada pinggang Mamanya, Kemudian menurunkan celana dalam Mamanya.

“Kamu harus melakukannya juga?”

“Ya Ma. Tak baik memakai celana dalam yang basah. Harus kering,” kata Musa. Mamanya yang risih diam saja.

“Mama mau cebok bentar,” katanya. Musa mengambil sabun dan melepas handuk yang melilit di pinggang Mamanya, membuat Mamanya jadi telanjang bulat. Cepat Musa menyabuni memek Mamanya dan mamanya tak protes lagi, karena semua sudah terjadi.



Kembali Musa melap bagian tubuh Mamanya yang basah dan melilitkan kembali handuk pada tubuh Mamanya mulai dari pinggang. Musa pun membopong tubuh mamanya yang setengah telanjang itu ke kamarnya. Didudukkannya Mamanya di ranjang. Musa mengambil daster mamanya yang berih dan memakaikannya, tanpa Bra dan celana dalam. Setelah itu, Musa membaringkan Mamanya di tempat tidur, setelah menyisir rambut Mamanya. Dia mengambil makanan untuk Mamanya dan menyuapinya.

“Kamu baik sekali sayang,” kata Mamanya dengan suara haru.

“Bertahun-tahun Mama merawatku, kenapa aku tidak merawat boleh merawatmu, Ma”

“Kamu aku rawat ketika kamu masih kecil.”

“Andaikan aku kecelakaan sekarang, aku tidak boleh Mama rawat lagi?”

“Tentu aku akan merawatmu.”

“Sekarang aku sudah dewasa, apakah aku tidak boleh merawat Mama yang sangat aku sayangi?” tanya Musa. Mamanya terdiam sejenak.

“Boleh sayang. CUma saja Mama malu,”

“Malu. Lalu Mama harus menahankan rasa sakit tanpa perawatanku?”



Mamanya diam dan tertunduk, Kemudian mengangkat wajahnya dan tersenyum. Musa menyuapi Mamanya dan dengan nyaman dan menjadi manja Mamanya pun menyantap makanan yang disuapkan ke mulutnya. Usai itu, Musa minta izin untuk mengantar nasi ke rumah sakit untuk Papanya. Mamanya ingin ikut, tapi dijanjikan hari minggu Musa akan membawa Mamanya untuk besuk Papanya yang udah keluar dari ruang ICU. Musa juga berjanji pada Papanya untuk membawa Mamanya pada hari MInggu.



Dalam perjalanan, Muda terbayang terus akan tubuh Mamanya yang mulus, putih dan mulai timbul niat dalam dirinya untuk menyetubuhi Mamanya. Dalam perjalanan pulang dari rumah sakit, Musa terus membuka toko mereka dan ingin rasanya dia menutupnya akan bisa bertemu dengan Mamanya dan memandikannya lagi pada sore nanti.



Sorenya, Musa kembali ke rumah sakit membawa makanan dari restoran Padang, kemudian kembali ke rumah dengan membawa pakaian kotor Papanya. Dengan laju dia melarikan sepeda motornya ke rumah. Setiba di rumah dia langsung menyiapkan air panas untyuk mandi mamanya, setelah mamanya diberikan makanan mi goreng yang dibawanya. Mamanya tersenyum melihat pengabdian putra tunggalnya yang sudah berusia 20 tahun itu,.



Setelah semua siap di kamar mandi, Musa meminta Mamanya untuk berdiri dari sofa. TV yang ditonton Mamanya dimatikan. Mie Goreng yang sudah dimakan di sisihkan. Tongkat dikesampingkan. Atas permintaan Mamanya untuk latihan berjalan dia mau memegang pundak Musa dan dibimbing untuk melangkah. Musa memeluk tubuh Mamanya dan Mamanya memeluk pundak Musa. Saat itu kontol musa mulai bergerak-gerak lagi, saat tetek Mamanya menempel di tubuhnya.



Sesampai di kamar mandi, Musa mengangkat daster Mamanya dari bawah ke atas. Setelah terlepas, tubuh Mamanya benar-benar telanjang bulat. Musa membimbingnya untuk duduk di kursi dan rambut Mamanya dibungkus agar tidak tersiram air. Musa melepas pakaiannya, hingga hanya tinggal celana dalam. Dia mulai mengguyur tubuh mamanya.

“Sebenarnya Mama malu diperlakukan seperti ini,” kata Mamanya di sela-sela tangan Musa menyabuni tubuh Mamanya.

“Tak ada yang perlu dimalukan,”

“Karena Mama wanita dewasa dan kamu laki-laki dewasa.”

“Lalu kenapa Ma?”

“Mama melihat kamu menelan semua tubuh Mama dengan tatapanmu dan membangkitkan libidomu.”

Musa diam Dia terus menyabuni tubuh Mamanya dengan telaten dan mengelus-elus buah dada Mamanya saat giliran kedua buah dada itu disabuni.

“Sudah lama aku menginginkan seperti ini, Ma,”

“Menginginkan apa sayang,”

“Menginginkan melihat semua tubuhg Mama yang cantik ini,”

“Apakah tubuh Mama masih cantik?”

“Masih Ma. Bahkan aku mengaguminya.”

Keduanya terdiam.

“Udah kamu mandi sekalian aja,” kata Mamanya. Maksud Mamanya mandi diguyur air, tidak harus telanjang. Tapi Musa justru dengan cepat melepaskan celana dalamnya, hingga dia juga bugil. Mamanya terkejut, saat melihat kontol Musa yang mulai mengeras dan besar serta Panjang. Dibuangnya wajahnya entah kemana agar tak terlihat, dia sedang memperhatikan kontol anaknya itu. Saat musa bersabun, dia juga menyabuni kontolnya dan mengelus-elusnya, hingga kontolnya semakin besar dan keras. Saat itu Mamanya menyaksikan sendiri bagaimana keras dan besar serta panjangnya Kontol Muisa, lebih Panjang dan besar dibanding kontol Papanya sendiri.

“Kamu tidak malu?” kata Mamanya.

“Tapi mama yang menyuruh aku mandi sekalian.”

“Tapi juga kan tidak harus telanjang seperti ini?”

“Kalau telanjang juga kan gak apa-apa?”

“Tapi burungmu mengeras dan panjang?”

“Mama suka?” Musa to the point. Mamanya diam. Ada rasa suka, ada rasa malu dan ada rasa marah.

Musa memeluk Mamanya dan berbisik di telinganya.

“Ma, aku mencintaimu.” Kemudian dia mengecup bibir mamanya dan mempermainkan lidahnya di sana. Lalu bibirnya turun ke pentil tetek mamanya dan memainkan kedua pentil tetek Mamanya

dan…

Tidak hanya memainka pentil Mamanya, Musa juga mulai mengelus tubuh Mamanya dan kemudian berakhir di selangkangan Mamanya. Musa merasakan ada sesuatu yang hangat di sela bibir memek Mamanya. Berlendir.



Musa tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan kemudian dia langsung mengulum kembali bibir Mamanya dan Musa yangsudah membaringkan Mamanya di atas rabnjang. dengan hati-hati memindahkan kaki Mamanya yang patah. Mamanya mendsis-desis. Kemudian Musa menjilati perut Mamanya, sampai akhirnya bermuara pada sela bibir memek Mamanya. Lidah itu menari-nari di sana dengan lincahnya.“Musaaaa…..” suara Mama yang lirih. Musa tak menghiraukannya dan dia terus menjilati perut mamanya, kemudian kembali lagi terus ke memek mamanya. Sang mama juga meremas rambut Musa dan mendesis-desis.



“Jangan sayang. Ini tak boleh. Tak boleh…” kata sang mama mendesis-desis, namun remasan pada rambut Musa tak dilepasnya, malah mama menjepit kepala anaknya itu dengan kedua kakinya. Saat itu Musa merasa senang sekali. karena sebelah kaki mamanya yang kiri, sudah bisa ikut menjepit kepalanya.



Lendir membanjir keluar dari memek Mama. Perlahan Musa mengengkangkan kedua paha mamanya kemudian menindih tubuh mama yang terbaring. Dengan cepat Musa mengarahkan kontolnya ke memek mama dan menusuknya di sela bibir memek yang sudah berlendir itu.



“Akhhh….” mama mendesah. Musa secara perlahan terus menekan dan menekan kontolnya memasuki lubang mama. Mama memeluknya dengan kuat dari bawah sembari menggigit leher Musa.“Aduuuuuhhhhh….” Mama menjerit kecil. Mulanya Musa kasihan, mana tau kaki mamanya yang patah itu tertindih olehnya. Namun kata aduh yang dikeluarkan oleh mama, sebuah kata aduuh karena nikmat. Musa menekan sejauh mungkin kontolnya memasuki lubang nikmat mama. Tak lama Musa merasakan buncahan lendir hangat memenuhi rongga memek mama dan mama pun melamaskan pelukannya. Musa mengerti Mamanya orgasme.



“Mama… mama sudah sampai….?” kata Musa sembari mulai memompa kontolnya perlahan-lahan dengan ritme yang tetap. Mamanya diam saja, Nafasnya masih belum bisa dia atur. Mama pun kemudian Mencubit pipi Musa dengan gemas. Musa semakin bersemangat, pertanda tidak ada yang harus diragukan lagi. Bibirnya menempel kembali ke bibir mama dan sebelah tangannya meremas-remas buah dada mama sedangkan kontolnya terus memompa lubang nikmat yang memancarkan aroma mesum.



“Mama aku sudah mau sampai…?” kata Musa, mempercepat kosokannya. Kembali Mama menjepit kedua kakinya ke tubuh Musa, walau kedua kaki itu hanya sebelah yang diangkat. Tangan mama memeluk erat tubuh Musa dan musa menekan sejauh-jauhnya kontolnya ke dalam lubang goa mama dan beberapa kali muncartlah sperma kental dari kontol Musa.



Nafas keduanya memburu, bagaikan kuda yang usai berpacu, kemudian tak berapa kembali norman. Kontol Musa mengecil dan terlepas sendiri dari dalam memek sang Mama.



Musa tidur di sisi mama dan membelai rembut mama. Musa mendengar ada suara isak tangis yang tertahan.“Maafkan Musa Ma,” katanya.“Tak ada yang perlu dipersalahkan. Kita berdua sama-sama salah, kenapa kita melakukan hal yang tak sepantasnya ini,” kata mama. Musa memeluknya dan mencium pipinya, sembari membelai lembut rambut mama.



Mama mengenang kembali segalanya. Belum pernah dia diperlakukan seperti itu. Memeknya dijilati dan dia bisa orgasme sampai dua kali. Bersama suaminya, dia jarang sekali bisa orgasme dan terakhir, setelah Musa berusia 3 tahun, boleh dikatakan, Mama jarang sekali mendapat sesntuhan dari suaminya.



Setelah semua reda, Musa memakaikan daster mama dan dia harus kembali mengantar nasi ke rumah sakit. Rumah sakit mengatakan, dalam minggu depan papanya sudah boleh pulang ke rumah dan harus dua hari sekali dibawa ke rumah sakit untuk berobat jalan. Musa senang sekali. Saat kepulangan papanya, dia membawa oibunya naik mobil ke rumah sakit dan betapa senangnya hati sang papa.



Seminggu sebelum penjemputan itu, antara Musa dan mamanya hampir setiap malam melakukan persetubuhan. Sang mama tidak malu-malu lagi, pada saat dia sangat membutuhkannya, dia tak malu merengek kepada Musa untuk disetubuhi.



Saat sang Papa sudah kembali dan harus mendekam terus di kamar karena belum bisa bergerak banyak dan dia tak boleh banyak bicara, saat ityu [ula Musa dan mamanyta bersetubuh di ruang tamu atau di ruang makan atau di dapur. Saat mamanya sudah bisa berjalan sendiri walau dengan tongkat, saat itu dia sadar, kalau dirinya sudah tidak haid lebih dari sebulan. Dibisikinya hal itu kepada Musa. Musa tersenyum, emendengar ada dugaan mamanya hamil,.“Kamu ini bagaimana, aku hamil, malah kamu tersenyum senang,” kata Mama.“Ya senang dong, mama. Sebentar lagi aku punya anak. Anak kita Ma.?“Sssstttt…. jangan keras-keras, nanti kedengaran ama Papamu,” Mama menekan telunjuknya ke bibir Musa.



Selembar kertas dari laboratorium menyatakan hasil planotes yang diperiksa adalah positif, bayi dalam kandungan Mama berusia 35 hari.“Apa yang kita lakukan sayang.” tanya Mama.“Kita jaga kandungan Mama dengan baik,” kata Musa. Mamanya sangat terkejut kembali. Musa mulai menyampaikan rencananya dan mereka harus berterus terang kepada suaminya jika suaminya curiga. Sejak saat itu, keduanya tidak ragu-ragu lagi dan terus menerus melakukan persetubuhan. Papa pun sudah mulai bisa berjalan, walau dipapah. Tamu-tamu yang datang senyum-senyum melihat si Papa, walau sakit masih sangup melakukan persetubuhan. Tamu tidak menyangka kalau persetyubuhan itu adalah antara Mama dan Musa.



Hamil semakin besar. Saat itu si Papa langsung memangil mama dan Musa untuk berbicara di ruang tamu. Dengan hati-hati Musa yang mengerti perubahan wajah si Papa mengakui terus terang dan menyatakan itu adalah kekhilafan, dimana Mama sudah puluhan tahun tidak mendapatkan kepuasan bathin dari papanya.“Maafkan kami Pa.” kata Musa menghiba minta diampuni. Papa tak menjawab dia hanya tertunduk. Mama merasa sedih sekali, karena dia sudah menghianati suaminya. Penghianatan bersama anak kandungnya pula.



Akhirnya si Papa mengangkat wajahnya dan dengan terbata berucap: ” hati-hatilah agar tiadak ada yang curiga atas hubungan gelap kelian ini,” katanya kemudian menundukkan wajahnya. Mama sedih, namun Musa tersenyyum dan menyalami Papanya dan mengucapkan terima kasih.



Sejak saat itu, Musa dan Mamanya sekamar. Mama pindah ke kamar Musam, karena si Papa tak mau lagi sekamar dengan isterinya.



Perut semakin besar dan hari yang ditungu tiba. Mama melahirkan




guru yang binal



Aku meraba klitorisku dengan jari jariku, terasa nikmat sekali, beberapa saat kututup mataku. Cepat sekali vaginaku sudah licin, basah sekali, sentuhan jari jariku semakin menebarkan rasa nikmat. Sesekali aku tekan lebih keras, tubuhku rasanya tidak sanggup menopang tubuhku, lututku bergetar lemas tidak kuat menopang tubuhku.

Oh ya, keasikan neh, perkenalkan namaku dona, 26 tahun, masih single, aku bekerja sebagai seorang guru SD di Jakarta. Hobiku adalah masturbasi sambil menghayalkan pria pujaanku, fantasi-fantasi liar sering kali tidak dapat kubendung, apalagi semenjak aku jomblo hampir setahun ini.

Dan beginilah, belakangan ini jika sedang horny aku tidak kenal tempat untuk memuaskan gejolak birahiku. Balik ke cerita tadi...

Sangkin nikmatnya masturbasi di toilet sekolah, aku sampai tidak menyadari kalau pintu toilet meski kututup tapi tidak kukunci. Aku semakin tidak peduli, yang kutahu aku harus memuaskan birahiku yang sedang terbakar, kucoba menahan desahanku, meski terkadang terlepas juga desisan desisan kecil dari bibir tipisku.

"sshh..emhhh", desisan kecil sesekali kelaur dari bibir tipisku.

Aku membayangkan bercinta dengan pak Oki, guru olah raga baru disekolah tempatku bekerja, pak Oki sungguh tampan dan tubuhnya yang sangat kekar, tadi siang aku memperhatikannya yang sedang memberi petunjuk cara meregangkan otot kepada murid kelas 6 SD. ototnya begitu keakar, belum lagi ada tonjolan yang menggelembung di antara pahanya. Terus terbayang-bayang, aku jadi ga kaut lagi menahan birahiku sampai akhirnya berujung di toilet sekolah ini ketika jam pelajaran berakhir dan sekolah sudah sepi. Aku membayangkan bercinta dengan pak Oki di toilet ini, dia memompa k*ntolnya yang besar di vaginaku dari arah belakang, tubuhnya mendorong tubuhku sehingga aku terpaksa menahan tubuhku di tembok toilet dan sedikit menungging.

Aku mempraktekkannya seolah-olah semuanya nyata, satu tanganku bertopang di dinding dan yang lain membelai klitorisku dari depan.
'uuuh pak oki', desisku pelan. aku terus mengejar kenikmatan, keringatku mulai keluar dari atas keningku. Tidak lama aku merasa hampir tiba di ujung kenikmatan itu, namun tiba-tiba,

'braaak', pintu toilet tiba tiba terbuka.

'bu dona', kata orang yang berdiri di depan pintu toilet dengan mata yang tidak berkedip sedikitpun melihatku. Aku tersentak kaget,

'pak parman ehhhh...', kataku kaget ketika melihat pak parman, cleaning service sekolah yang umurnya sekitar 40 tahun. Sangkin kagetnya dan tidak tau berbuat apa aku jongkok merapatkan kakiku sangkin kagetnya, namun tanganku masih berada diantara selangkanganku, aku begitu kaget sampai luapa menarik tanganku.

'pak parmaan keluar', kataku dengan suara pelan. Wajahku pucat sangkin takut dan malunya. Kurang ajar benar dia, bukannya keluar tapi malah cepat-cepat masuk dan menutup pintu kamar toilet dan menguncinya.

'ngapain pak... keluar,' perintahku dengan tetap berjongkok sambil merapikan rok ku ke bawah yang tadinya tersingkap sampai ke pinggul.
'Bu dona', kata parman sambil mendekatiku dan mendekap tubuhku. Aku bertambah kaget, tapi aku tdak berani berteriak, aku takut ada orang yang mengetahui kalau aku masturbasi di toilet sekolah.

'jangaan pak', kataku berusaha melepaskan dekapannya, kugeser tubuhku untuk melepaskan diri dari dekapannya, namun dia tetap mendekapku sampai aku menabrak dinding.

'jangan paak', kataku takut, dia tidak mendengarkanku, bahkan dia mendekatkan wajahnya dan menciumi leherku,
'jangaaan', kataku lagi.

Melihat parman yang begitu beringas dengan nafas mendengus dengaus menciumi leherku dan tangannya mulai meraba raba buah dadaku. Aku menyadari kalau aku terjebak, aku berusaha melawan, dengan sekuat tenaga aku dorong tubuhnya, berhasil, dia terjatuh di lantai toilet.

Aku langsung mengambil kesempatan, berdiri ke arah pintu, namun ketika aku mencoba membuka grendel pintu toilet. Tanganku tertahan oleh tangan parman yang kekar,

'lepaskan', kataku, namun parman yang sudah kesetanan itu tidak mendengarkanku, dia malah memutar tangan kananku ke belakang tubuhku dengan paksa, tangannya yang lain menahan tangan kiriku didinding. Aku terjebak, tenaganya kuat sekali, tubuhku seperti terkunci dan tidak bisa bergerak,

'pak parmman jangan...sakit..lepaskan', kataku memohon dengan suara memelas.

'bu dona... biarkan aku...', katanya didekat telingaku, dengusan nafasnya sampai terasa menerpa telingaku.

"ahhh lepaskan', aku memohon lagi begitu mengetahui tubuh kekarnya menekan tubuhku kedinding. Aku sangat takut, ketika merasa ada benda yang keras kenyal menabrak bokongku.

'ahh k*ntolnya udah tegang, dia akan memperkosaku', jerit batinku

Aku semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangannya yang menahan kedua tanganku.
'sebaiknya bu dona jangan berisik, nanti ada orang yag dengar, biarlah saya dipukuli orang tetapi saya akan cerita ke semua orang kalau ibu dona masturbasi di kamar mandi', katanya mengancam, aku mengurangi perlawananku, ancamannya begitu mengena. Apalagi di sekolah aku dikenal sebagai wanita anggun yang berkarisma. Aku menghentikan perlawananku...berpikir sejenak.

Kesempatan itu tidak disia siakannya, tangan kananku diletakkan keatas merapat didinding bersatu dengan tangan kiriku, dengan tangan kirinya dia menahan kedua tanganku.

'jangan paak, kumohhhon jangaan', aku memelas kepadanya. Tapi sia-sia, tangan kanannya sudah bebas meraba raba buah dadaku, dia memeras buah dadaku keras sekali. Ingin rasanya menangis tetapi aku takut malah ada yang dengar.

"aahh bu dona..toked bu dona gede banget emmhh', kata-kata kotor yang memuji keindahan tubuhku keluar dari mulutnya.Kurang puas meraba buah dadaku yang masih ditutupi kemeja, dia menarik kemejaku keatas melepaskan dari dalam rokku. Tangannya yang kasar mulai terasa meraba raba perutku,

'ammpuun pak lepaskan', kucoba lagi memohon ketika dia mulai memeras buah dadaku.

'emmh bu dona, gede banget toket bu dona'', katanya lagi dengan berbisik dari belakang, dengusan nafasnya yang berderu menandakan dia sangat bernafsu. Dan aku bisa merasakan penisnya sudah sangat keras sekali menabrak nabrak pantatku. Ini semua menandakan dia benar benar sudah sangat ingin menyetubuhiku.

'Bu dona ijinkan saya ngent*tin bu dona', bisiknya pelan sambil menarik rokku keatas. Aku kaget mendengarnya, tetapi tenagaku tidak cukup kuat melepaskan kuncian tangannya.

'Pak..jangan jangan kasihani aku', kataku memelas. Sepertinya apapun yang kukatakan tidak dapat membendung nafsu setannya, sejenak tidak kurasakan tangan kanannya meraba raba tubuhku.

Penasaran apa yang dilakukannya. aku menoleh ke belakang dan alangkah kagetnya..
'oooh jangan pak', aku panik ketika melihat ke belakang dia mengeluarkan k*ntolnya, meski tidak begitu jelas aku bisa melihat penisnya yang besar dan hitam legam sudah keluar dari sarangnya. Belum hilang rasa kagetku, Parman menekan tubuhku merapat kedinding, aku merasakan benda kenyal dan keras mengesek dan menabrak pantatku.

'Aduuh pantat bu dona montok banget', katanya meremas remas pantatku. Aku terkaget, aku baru teringat jika ketika masturbasi tadi aku melepas celana dalamku dan celana dalamku masih tergantung di pintu toilet.

'Gawat neh', pekikku dalam hati mengetahui bokongku tidak dibaluti kain sedikitpun. Pasti dia dengan mudah mencari sasaran tembaknya apa lagi vaginaku udah mengeluarkan cairan karena masturbasi tadi, aku menjadi panik kembali, aku takut membayangkannya. Kucoba lagi memberontak, tapi tetap sia sia.

Aku pasrah, rasanya tidak mungkin lepas, kurasakan ada benda kenyal sedang menggesek gesek belahan vaginaku yang licin seperti mencari cari sasaran. Akhirnya benda itu berhenti tepat di mulut lubang vaginaku setelah mendapatkan sasaran tembak, k*ntol parman sudah berada tepat di depan mulut vaginaku, aku sungguh tidak berdaya.

'Pak parman ampun pak', kataku memohon lagi menyadari dalam hitungan detik k*ntolnya akan segera masuk kedalam tubuhku.

'Bu dona udah lama saya pengen giniin bu dona, bu dona seksi banget', katanya, dan tiba tiba kurasakan k*ntolnya mulai masuk, aku panik mencoba melawan sengan sisa sisa harapanku, bukannya terlepas tapi malah karena gerakan tubuhku k*ntol itu malah terbenam masuk ke dalam lubang vaginaku,

'aaaah tidaaak', pekikku dalam hati ketika kurasakan k*ntolnya terasa terbenam memenuhi vaginaku. Aku menarik nafas, ingin rasanya menangis.

Sungguh sial, vaginaku yang sudah basah ketika aku masturbasi tadi malah memudahkan batang itu masuk, tetapi kupikir itu lebih baik, jika tidak mungkin vaginaku bisa lecet karena ada benda yang memaksa masuk, tapi berkat cairan yang sebelumnya memang udah membanjiri vaginaku membuat k*ntol parman yang besar itu pun masuk perlahan menggesek dinding lubang vaginaku perlahan.

'emmmh bu dona, vagina bu dona enak banget, ooohhh', desahnya didekat telingaku ketika k*ntolnya dibenamkan sedalam dalam mungkin dan terasa menyentuh rahimku,

'Ya ampuuun panjang banget k*ntol laki laki ini, ampuuun', pekikku dalam hati. Aku berharap k*ntol itu udah mentok karena terasa sangat keras menabrak rahimku dan terasa sedikit perih karena jujur aja belum pernah ada benda sebesar itu masuk ke vaginaku. Ketika batangan itu amblas, aku terdiam, antara bingung, takut, takjub, nikmat dan kaget. Semuanya berkecamuk dikepalaku... aku benar benar terdiam, tidak bergerak.

Aku pasrah, tidak mengeluarkan sepatah katapun, tidak kusangka khyalanku bercinta di toilet sekolah, dan disetubuhi dari belakang kesampean juga, tetapi bedanya bukan dengan pak oki dan aku tidak menginginkan ini terjadi. Tapi kenyataannya, laki laki yang sedang mendesah desah dibelakangku, yang sedang membenamkan batangannya di lubang surgaku yang berharga adalah pegawai kebersihan alias cleaning service di sekolah kami.

Kenyataan yang harus kuterima, parman sedang menikmati vaginaku, menikmati memompa penisnya keluar masuk di lubang kemaluanku.

'oooh bu dona...ohhh enaknya', desah parman ga karuan berkali kali

'emmmh', aku mendesis kecil, meski aku tidak suka tapi tiba-tiba aku merasakan rasa nikmat meski tersamar oleh rasa takutku. Parman terus mengocok k*ntolnya tanpa henti, begitu dalam melesak masuk di lubang vaginaku. Kedua tanganku masih ditahan oleh tangannya yang kekar di dinding toilet.

'oooh ya ampppuuun k*ntolnya teraasa banget', teriakku dalam hati. Ketika aku mulai tenang, aku menyadari kalau k*ntol parman memang besar dan keras sekali, gesekan dan tusukan k*ntolnya begitu mantap memenuhi lubang vaginaku. Terasa banget ada benda yang mengganjal selangkangku, mulai menebarkan rasa nikmat yang menjalar diseluruh tubuhku.

Diam diam aku mulai menikmati diperkosa pria ini, tiap kali dia menggerakkan batang k*ntolnya, darahku berdesir, sungguh luar biasa nikmat yang kudapat. Ketika dia menancapkan penisnya kembali ke dalam liangku, aku mendesis pelan, kucoba tidak mengeluarkan suara, aku terlalu sombong untuk mengakui kalau batangan itu sungguh memberikan kenikmatan padaku, tetapi tetap saja desisan kecil keluar dari bibirku.

'mmmh mmmmh', desisku pelan.

'enakkan bu?, katanya tiba tiba.

Ternyata dia mengetahui kalau aku mulai menikmati tusukan k*ntolnya. Aku terdiam malu, tidak berani berkomentar, kalau kubilang tidak atau memaki makinya, dia pasti tahu aku bohong karena vaginaku sudah mengeluarkan banyak cairan yang menandakan aku juga terangsang dan menikmati enjotan k*ntolnya. Aku menundukkan kepalaku dan mencoba menghindari ciuman bibirnya yang mengecup pipi kananku.

'Tunggingin dikit bu dona', katanya sambil menarik pantatku keatas.

'Kurang ajaaar... berani beraninya dia malah menyuruhku menungging', umpatku dalam hati.

Tapi aku tidak punya pilihan selain menuntaskan birahinya secepat mungkin, dan berharap agar semuanya secepat mungkin berakhir. Aku ikuti saja kemauannya dengan menunggingkan sedikit pantatku.

'emmh pantat bo dona memang montok banget, ga salah apa yang aku khayalin selama ini', katanya sambil meremas remas bokongku gemas.

'Gila, ternyata aku sudah lama jadi fantasi laki laki ini', pikirku dalam hati.

Merasa posisiku sudah siap, sambil tangan kirinya menahan pinggulku, dia kembali menggerakkan k*ntolnya kembali.

'emmh pak pelan', kataku ketika kurasakan penetrasi k*ntolnya terasa lebih dalam dari sebelumnya,mungkin karena aku menunggingkan pantatku sehingga posisi vaginaku benar-benar bebas hambatan.

Parman tidak memperlambat kocokannya, dia malah mempercepat, aku mulai mendesah-desah pelan masih menjaga sikapku,

'emmh emmmh', desisku pelan merasakan gesekan batangannya di lubang vaginaku.

Melihat tubuhku yang terdorong dorong kedepan, parman sepertinya sengaja melepaskan kedua tanganku sehingga aku dapat menahan tekanan tubuhnya, dengan kedua tanganku bertopang pada tembok.

'emmmh gila seret banget', erangnya. Kini kedua-tangannya meremas remas bokongku yang bulat padat sambil tidak berhenti mengocok k*ntolnya.

'ooh bu oooh', parman semakin keras mendesah, aku jadi takut kalau-kalau ada orang yang mendengar desahannya itu.

"pak parman..ja..jangan berisik pak..", kataku memohon takut desahannya didengar orang.

'I..i..iya bu emhh abis enak banget', katanya pelan dengan nafas menderu.

Kocokan k*ntolnya terasa semakin cepat. Kurang puas meremas-remas bokongku, dia menguakkan belahan pantatku. dan kurasakan satu jarinya membelai anusku. Kontan aja aku menggeliat, pantatku bergoyang ke kanan ke kiri karena kegelian.

'oooh pak parman..oooh', aku bukan lagi mendesis tetapi desahan mulai keluar dari bibirku, rasa nikmat yang tercipta dari kocokan k*ntol parman ditambai gesekan jarinya yang membelai anusku seperti racikan yang pas membuat aku lupa diri, dan membuatku tidak dapat membendung desahanku. Hebat sekali, rasanya aku mulai benar benar menikmati semua ini, tubuhku terasa sangat geli, kenikmatan rasanya menyebar diseluruh tubuhku.

'oooh ahhh', aku semankin menggila desahanku bertambah keras saja, parman bukan saja hanya membelai anusku dengan jarinya tetapi memasukkan satu jarinya ke anusku dan menusuk nusuk jarinya ke anusku, refleks pantatku semakin kutungingin, tiap kali dia menarik k*ntolnya dia membalasnya dengan menusukkan jarinya ke anusku. Jujur saja terlintas dibenakku untuk melakukan anal sex dengan pak parman, seperti yang dulu pernah kulakuan dengan pacarku.

Parman semakin mengerang tak karuan, tidak kuhiraukan lagi apa yang dikatakan parman, rasanya aku sudah mau orgasme.

'saya mau keluar..ahh bu dona', kudengar samar samar erangannya, namun tidak kupedulikan karena aku juga merasa sudah mau orgasme.

'ooh emmmh oooh' desahku lebih keras, kurapatkan tubuhku kedinding, parman mengikuti tubuhku dan menekan keras keras k*ntolnya kedalam vaginaku, bahkan dia menusuk jarinya sampai amblas didalam anusku

'ahhhh setaaan kau parmaaaaan', lirihku panjang, aku orgasme, aku tidak dapat menahannya, sungguh luar biasa aku bisa orgasme ketika diperkosa.

Kutelan air liurku menikmati sisa kenikmatan, masih kurasakan penis parman memenuhi liangku, tetapi tidak kurasakan lagi jari parman di anusku, kedua tangannya memegang pantatku dan memompa k*ntolnya dengan ganas.

'oooh bu dona oooh', tiba tiba parman mengerang keras dan menekan tubuhku keras, aku kaget menyadari dia mau orgasme, tapi terlambat, diringi erangannya, k*ntol parman sudah menyemburkan sperma hangat menyirahi rahimku. Berkali kali dia mengehentakkan penisnya dalam-dalam membuat tubuhku terdorong ke tembok.

'ooooh emmmh', entah kenapa aku ikut menikmati sensasi ketika parman orgasme di liangku, denyutan-denyutan kecil batang k*ntolnya terasa di sinding lubang vaginaku ketika cairan hangat spermanya berhamburan keluar menyirami lubangku.

'Ahhh apa yang kulakukan? Parman orgasme di vaginaku', pekikku dalam hati. Aku tersadar kembali, kurapatkan tubuhku kedinding dan menarik nafasku, aku teringat kalau aku memang sudah mau haid, aku hanya bisa berharap spermanya tidak membuahi telur dirahimku.

'ahh bu dona emmh', dia mencoba mencium pipiku tapi kudorong dengan mata melotot. Melihatku protes, dia segera merapikan pakaiannya tanpa membersihkan k*ntolnya yang masih dilumuri cairan vaginaku.

'Cepat keluar pak', kataku dengan suara lantang sambil merapikan posisi rokku. Parman tanpa berkata apa apa langsung keluar dan kukunci pintu toilet. Aku langsung membersihkan kemaluanku dari cairanku sendiri dan sperma parman yang mengalir keluar,

'gila..banyak banget spermanya', umpatku dalam hati.

Aku mengenakan celana dalam dan merapikan baju yang kukenakan. Aku mengendap endap keluar toilet dengan hati berdebar, takut ada orang yang mengetahui apa yang terjadi tadi di toilet. Suasana sekitar sekolah sepi, memang saat itu sudah hampir jam 4 sore. Dengan hati berdebar aku memasuki ruangan guru, kulihat kepala sekolah dan 2 orang guru belum pulang mereka lagi sibuk dengan urusan masing masing. Aku sedikit bernafas lega meski perasaan kotor masih ada dipikiranku. Dan sore itu aku pulang kerumah dengan perasaan yang tidak menentu antara malu, takjub dan takut.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi dihari-hari esok pada diriku...ahh hidup.

Welcome In Blogging Is My Life

Contoh Sliding Login Dengan JQuery

Disamping ini adalah contoh Sliding Login menggunakan JQuery. Login Form Disamping hanya Contoh dan tidak dapat digunakan layaknya Login Form FB, Karena Blog ini terbuka untuk umum tanpa perlu mendaftar menjadi Member

Tutorial Blog

Untuk membuatnya Silahkan : Klik Disini

Member Login

Lost your password?

Not a member yet? Sign Up!